"Sunshine State" Florida Alami Hujan Salju Akibat Cuaca Ekstrem

By , Minggu, 7 Januari 2018 | 12:00 WIB

Amerika Serikat sedang dilanda cuaca ekstrem. Bahkan, karena cuaca ekstrem ini, untuk pertama kalinya setelah 29 tahun negara bagian Florida diguyur hujan salju.

Tentu ini sebuah kejadian yang langka karena Florida selama ini dijuluki "Sunshine State" karena selalu berlimpah matahari dan tak pernah merasakan salju. Kejadian langka ini disebabkan oleh badai musim dingin dahsyat yang disebut Bom Cyclone atau Bom Topan.

The National Weather Service (NSW), badan prakiraan cuaca AS, memperkirakan bahwa badai yang menyerang Florida dan Carolina ini bergerak ke arah utara di sepanjang pesisir timur pada Kamis dan Jumat. Badai ini akan membawa salju, es, angin kencang, gelombang badai, dan suhu yang turun.

Baca juga: Fenomena Langka, Seekor Bayi Penyu Berkepala Dua Ditemukan di Florida

Lalu bagaimana hal ini terjadi?

Pertama, aliran cepat membawa udara dingin dan kering dari Kanada ke selatan pada akhir minggu ini. Hal ini membuat aliran dingin yang luar biasa di seluruh Amerika Serikat.

Massa udara dingin itu akhirnya bertabrakan dengan udara yang relatif hangat dan lembab di lepas pantai sebalah selatan, yang melahirkan badai musim dingin ini.

"Udara yang sangat hangat datang di samping massa udara dingin menciptakan banyak energi," kata Jeffrey B. Halverson, ahli iklim di University of Maryland, Baltimore County, Rabu (04/01/2018).

Halverson juga menyebut hal inilah yang menciptakan penurunan tekanan udara secara dramatis. "Tekanan udara akan turun dengan sangat, sangat cepat," imbuhnya.

Baca juga: Terungkap Alasan Seluruh Permukaan Bumi Pernah Diselimuti Salju

Saat itulah bom topan ini masuk, ungkap Jeff Weber, ahli iklim di University Corporation for Atmospheric Research. "Kami menyebut bom badai jika menurunkan tekanan sebanyak 24 milibar dalam 24 jam, sebuah bomgenesis, awal dari sebuah badai," ungkap Weber.

Namun badai ini diperkirakan akan sangat dahsyat. Para ilmuwan memperkirakan tekanan udara dalam badai akan turun cukup drastis. "(Turun) sekitar 50 milibar selama 24 jam ke depan," ungkap Weber. "Jadi ini akan menjadi sebuah pendalaman dan penguatan badai dalam 24 jam ke depan," sambungnya.