Penamaan dan Pengkatalogan
Apakah arti sebuah nama? Mungkin demikian kata Shakespeare dalam salah satu karyanya yang terkenal, Romeo and Juliet. Namun penamaan asteroid ini memakan waktu cukup panjang dan memiliki makna yang mendalam.
Sempat dikira komet, benda ini dikatalogkan sebagai C/2017 U1 (“C” untuk komet). Tak lama kemudian, terjadi perubahan klasifikasi, kali ini menjadi asteroid. Karena itu namanya berubah menjadi A/2017 U1 (“A” untuk asteroid).
Ketika akhirnya objek ini diklasifikasikan sebagai asteroid antarbintang, International Astronomical Union (IAU) harus membentuk klasifikasi baru dalam sistem pengkatalogannya, yaitu dengan menambahkan “I”, untuk Interstellar (antarbintang). Maka nama resmi asteroid antarbintang pertama adalah: 1I, 1I/2017, 1I/’Oumuamua or 1I/2017 U1 (‘Oumuamua).
‘Oumuamua adalah nama yang diberikan tim penemu kepada asteroid antarbintang ini. Nama tersebut berasal dari bahasa Hawaii, yang berarti “Pembawa pesan dari jauh yang datang pertama kali”. Perlu dicatat di sini bahwa nama asteroid tersebut dimulai dengan tanda baca/tanda petik tunggal (‘), yang merupakan tanda pengucapan yang disebut okina.
Okina menunjukkan glottal stop, yaitu suara konsonan yang diproduksi dengan menghambat aliran udara ke pita suara/glottis. Tanda-tanda pengucapan ini sering ditemui dalam bahasa-bahasa di wilayah Polinesia. Jadi kalau menuliskan nama asteroid ini, jangan lupa tanda petik tunggal di depan ya!
Karakteristik 'Oumuamua
‘Oumuamua berbentuk seperti cerutu, dengan ukuran panjang sekitar ¼ mil (400m) dan lebar sekitar 40 m. Perbandingan panjang dan lebarnya (aspect ratio) adalah 10:1, jauh lebih besar daripada benda lonjong yang pernah ditemukan oleh ilmuwan, yang umumnya sebesar 3:1.
Bentuk ini cukup memusingkan para ilmuwan: bagaimana ‘Oumuamua dapat mempertahankan bentuk lonjongnya selama ratusan ribu bahkan jutaan tahun dalam perjalanannya? Mereka menduga bahwa sistem keplanetan tempat asteroid ini berasal memiliki kondisi lingkungan yang memungkinkan terbentuknya asteroid dengan bentuk yang tidak biasa seperti ini. Bentuk seperti ini tidak memungkinkan untuk terjadi di Tata Surya kita.
Dalam wawancara di acara Late Show with Stephen Colbert, ahli astrofisika Neil DeGrasse Tyson menjelaskan salah satu kemungkinannya. Asteroid adalah kumpulan berbagai debu atau batu dan es yang menggumpal. Gumpalan ini tidaklah terikat secara kuat, sehingga pengaruh gravitasi dari berbagai benda langit lain dapat memengaruhi bentuknya.
Dalam perjalanannya hingga ke Bumi, ‘Oumuamua diduga melewati berbagai benda langit yang tarikan gravitasinya membuatnya menjadi lonjong. Beliau menyebutkan bahwa bentuk lonjong seperti ini tidak akan terbentuk begitu saja secara alami.
Komposisi utama asteroid ini diperkirakan adalah batu dan mungkin beberapa logam. Diperkirakan juga bahwa asteroid ini memiliki es di dalamnya, namun tidak nampak di luar sebagai ekor cahaya (coma) sebagaimana komet ketika mendekati Matahari. Hal ini disebabkan karena adanya lapisan organik yang menyelimuti permukaan asteroid.