Yutu-2 merupakan penjelajah Tiongkok yang mengusung instrumen Visible and Near-Infrared Spectometer (VNIS) yang dapat digunakan untuk menganalisis komposisi dan kelimpahan material pada spesimen batuan bulan.
Penjelajah itu telah mendeteksi petnujuk material dari mantel bulan, mengintip di bawah permukaan bulan lewat radar penembus tanah untuk membangun gambaran lapisan batuan yang berbeda, serta telah mengirimkan banyak gambar yang mengesankan dari sisi jauh bulan bersama dengan penemuan lainnya.
Melansir CCTV, Desember 2021 pemerintah Tiongkok menyetujui tiga misi baru ke kutub selatan. Misi itu adalah Chang'e-6, Chang'e-7, dan Chang'e-8 yang peluncuran pertamanya pada 2024. Persetujuan ini seiring dengan misi Chang'e-5 mendarat di Bulan untuk pengembalian sampel.
"Tujuan utama dari tiga misi ini adalah agar Tiongkok membangun model dasar stasiun penelitian bulan bekerja sama dengan Rusia, dengan Tiongkok yang memimpin," kata Wu Yanhua, kepala deputi CNSA di CCTV.
"Pembangunan stasiun dapat meletakkan dasar yang kuat bagi kita untuk lebih mengeksplorasi lingkungan dan sumber daya bulan, termasuk bagaimana menggunakan dan mengembangkan sumber daya bulan secara damai."
Baca Juga: Mengapa Kita Belum Bisa Membangun Stasiun Luar Angkasa di Bulan?