Evolusi biasanya identik dengan proses yang lamban dan terjadi selama ribuan tahun. Namun, nyatanya tidak selalu demikian.
Sebuah studi menunjukkan bahwa keberhasilan persalinan melaluibedah sesar pada paruh kedua abad ke-20 memiliki pengaruh pada evolusi manusia.
Jika Anda masih ingat, persalinan di masa lalu dengan bayi berukuran besar serta ibu berpanggul sempit memiliki kemungkinan keselamatan yang sangat kecil. Beruntung kemudian bedah sesar ditemukan.
Bahkan kini prosedur bedah sesar ini pun banyak dipilih oleh para ibu. Alasannya bukan lagi terbatas pada keselamatan ibu dan anak, beberapa orangtua menginginkan anak mereka lahir di waktu-waktu tertentu atau tanggal yang dianggap "cantik".
(Baca juga: Ilmuwan Australia Berhasil Ungkap Penyebab Bayi Lahir Mati)
Namun di balik itu, sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Wina di Austria, mengungkapkan sebuah teori yang menghubungkan antara bedah sesar dengan evolusi pada manusia.
Populernya prosedur persalinan sesar ini, menurut tim peneliti, ternyata melahirkan beberapa pergeseran yang terjadi dalam waktu yang lumayan singkat.
Menurut studi yang dipublikasikan di Proceedings of the Natural Academy of Sciences, bedah sesar akan membuat jumlah bayi berukuran besar menjadi lebih banyak. Selain itu, jumlah perempuan dengan panggul sempit juga akan semakin banyak.
Hal ini karena keberhasilan dari bedah sesar membuat gen dari bayi berukuran besar serta perempuan dengan panggul kecil terus diturunkan ke generasi selanjutnya.
Dulu, bagaimanapun kondisinya seorang perempuan akan melahirkan dengan cara normal, yang berarti gen-gen ini kemungkinan besar tidak diturunkan dari generasi ke generasi.
"Tanpa intervensi medis modern, beberapa problem persalinan sering tidak akan membuat perempuan selamat. Namun dari perspektif evolusi, kejadian tersebut adalah bentuk seleksi," ungkap ahli biologi dan peneliti dari Universitas Wina, Philipp Mitteroecker, dilansir dari Science Alert, Sabtu (6/1/2018).
"Perempuan dengan panggul sempit tidak akan selamat dari proses persalinan 100 tahun yang lalu. Tapi sekarang mereka bisa dan meneruskan gen panggul sempit mereka ke generasi selanjutnya," tambahnya lagi.
(Baca juga: Jarak Kehamilan Terlalu Dekat, Wanita Lebih Berisiko Osteoporosis)
Meski begitu, studi ini merupakan penelitian awal dan belum diketahui dengan pasti apakah memang terbukti ada perubahan evolusioner akibat bedah sesar. Perlu studi terperinci lagi untuk benar-benar mengetahui apa kaitan antara operasi sesar dengan evolusi.
Selain itu masih ada faktor lain yang bisa menyulitkan kesimpulan ini. Banyak perempuan yang menunda memiliki bayi yang berarti mereka melahirkan saat tubuh mereka tidak terlalu lentur lagi, dan berat badan serta kondisi kesehatan lain juga dapat berperan apakah dokter merekomendasikan bedah sesar ini.
"Hal itu memiliki konsekuensi apakah mereka memerlukan operasi sesar atau tidak," kata Daghni Rajasingam, konsultan kebidanan dan juru bicara Royal College of Obstetricians.
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com. Baca artikel sumber.