"Mesin" Google Ingin Bisa Berpikir Seperti Manusia

By , Kamis, 11 Januari 2018 | 12:00 WIB

Baca juga: Terlalu Dingin, Empat Hiu Ditemukan Mati Membeku

Ada lagi contoh sulit, yaitu gambar-gambar bentrokan (adversarial images) yang dirancang khusus untuk mengecoh algoritme penglihatan komputer, meskipun manusia tidak memiliki masalah dengan gambar tersebut.

Algoritme dan program komputer saat ini sedang berusaha menyamai kemampuan manusia dalam memahami bahasa dan memproses gambar visual.

Apa yang kamu lihat di gambar ini? Coba cari gambar ini di Google. Ternyata sang mesin pencari berpikir ini gambar awan (lihat di bawah). Flickr/Janaina C Falkiewicz, CC BY

  Hasil pencarian Google untuk gambar kabur ini. Google/Screenshot

Tetapi Google dan perusahaan teknologi lain ingin lebih baik dalam hal ini, untuk mengembangkan produk mereka dan kemampuan mereka untuk memeras pola statistik dari sejumlah data besar.

Teknologi butuh ilmu saraf

Itulah alasan mereka merekrut orang-orang dari wilayah ilmu saraf mengumpulkan tenaga yang memahami bagaimana otak biologis melakukan komputasi.

Misalnya, awal tahun ini Uber merekrut Zoubin Ghahramani, pakar di bidang pembelajaran mesin (machine learning) dan mantan ilmuwan saraf, untuk menjadi ilmuwan utama mereka.

Demis Hassabis, pendiri start-up DeepMind (kemudian dibeli Google seharga lebih dari £400 juta) yang juga memiliki latar belakang dalam pemrosesan saraf, juga baru-baru ini membanggakan bahwa ia baru saja merekrut pekerja dari bidang ilmu saraf.

Ini hanya contoh dari kasus-kasus terkemuka; ada yang lain yang dipekerjakan dari posisi PhD dan pascadoktoral yang tidak masuk berita besar. Riset di bidang artificial intelligence di Google mulai menunjukkan hasil, dengan meningkatnya jumlah artikel yang diterbitkan di jurnal akademis.

Berpikir biologis

Otak biologis bekerja dengan cara sama sekali berbeda dengan komputer. Otak kita bekerja paralel, menggunakan kekuatan dari sejumlah besar elemen yang relatif sederhana dan lambat secara bersamaan. Setiap neuron terhubung dengan neuron lainnya sehingga di dalam otak manusia ada sekitar sejuta miliar koneksi.