Sekali lagi, hasil reka ulang fosil wajah perempuan berusia remaja dari zaman purba berhasil dilakukan oleh peneliti dan hasilnya tidak kalah mengagumkan.
Diberi nama Avgi, remaja tersebut hidup di Yunani sekitar 7.000 tahun sebelum Masehi atau di akhir era Mesolitikum. Para peneliti dari Universitas Athens, Yunani, memperkirakan bahwa Avgi hidup di masa peralihan periode masyarakat berburu dan meramu ke periode masyarakat bercocok tanam.
Ini menjadi alasan peneliti memberinya nama Avgi yang berarti fajar, nama yang dipilih oleh para arkeolog karena ia hidup di masa yang dianggap fajar peradaban.
Arkeolog memang tidak tahu banyak tentang kehidupan Avgi dan bagaimana dia meninggal, tetapi para peneliti berhasil mengungkap bentuk tulang pipi wanita purba ini yang menonjol, alisnya yang tebal, dan dagunya yang berlesung pipit.
Baca Juga: Menghidupkan Kembali Nebiri, Mumi Mesir Kuno Berusia 3.500 Tahun
Sebelumnya, para peneliti juga berhasil merekonstruksi wajah gadis Athena berusia 11 tahun bernama Myrtis yang tinggal sekitar 430 SM. Para peneliti tahu Myrtis meninggal karena tifoid.
Wajah Avgi dipamerkan di sebuah acara di Museum Acropolis Museum pada hari Jumat lalu.
Proses reka ulang wajah Avgi melibatkan banyak ahli dari berbagai bidang ilmu, seperti ahli endokrinologi, ahli ortopedi, ahli saraf, ahli patologi, dan ahli radiologi. Mereka ingin merekonstruksi secara akurat penampakan wajah Avgi.
Tim rekonstruksi dipimpin oleh Manolis Papagrigorakis, seorang ahli gigi, dan Oscar Nilsson, arkeolog dari Swedia yang spesialisasinya melakukan rekonstruksi fosil wajah dari Zaman Batu, juga ikut bergabung.
"Zaman Batu adalah periode yang sangat panjang dan berbeda dengan zaman kita, tetapi secara fisik sangat mirip," kata Nilsson dikutip dari National Geographic, Jumat (19/1/2018).
Nilsson terlebih dulu melakukan pemindaian di bagian tengkorak Agvi, kemudian mengukur secara tepat sebelum membuat cetakan tiga dimensinya. Setelah itu, replika kepala Agvi dibuat. Tengkorak Agvi ditemukan peneliti pada tahun 1993 di gua Theopetra, sebuah situs di Yunani yang telah dihuni secara terus menerus selama sekitar 130.000 tahun.
"Ketebalan daging pada titik anatomis tertentu wajah akan tampak saat bagian-bagian replika direkatkan," katanya. Hal ini memungkinkan Nilsson untuk menyempurnakan wajah Avgi, otot demi otot.