Jangan Terlewat! Gerhana Total Supermoon Merah di Penghujung Januari

By , Senin, 29 Januari 2018 | 12:00 WIB

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) beberapa waktu lalu mengeluarkan rilis terkait Trilogi Supermoon. Fenomena ini adalah rangkaian tiga peristiwa supermoon yang terjadi dalam waktu berdekatan.

Dua supermoon sebelumnya sudah terjadi pada 3 Desember 2017 dan 2 Januari 2018.

Sebagai penutup rangkaian, supermoon ketiga ini akan terjadi pada tanggal 30 hingga 31 Januari 2018.

Baca juga: Bumi Mulai Memasuki Kepunahan Massal Keenam, Siapkah Kita?

Pada pukul 16.56 di tanggal 30 Januari, Bulan berada pada jarak 358.993 km dari Bumi. Pada 29,5 jam berikutnya, yakni pada pukul 20.26 di tanggal 31 Januari 2018, Bulan kembali berada pada fase purnama.

Supermoon ketiga dalam trilogi ini memiliki daya tarik tersendiri bagi banyak orang. Selain ukurannya yang besar, bulan juga akan mengalami gerhana total dengan durasi 76 menit yang dimulai pada pukul 18.48. Kemudian pada pukul 19.51, gerhana total akan terjadi.

Tidak berhenti hanya disitu saja faktor pemenarik fenomena ini, Bulan yang akan tampil bulat sempurna ini juga akan berwarna merah. Bahkan NASA memiliki julukan tersendiri untuk fenomena ini, "super blue blood moon".

Tempat dan peralatan khusus tidak diperlukan untuk dapat menyaksikan fenomena langka ini, karena bulan dengan visual besar ini dapat dinikmati dari seluruh wilayah Indonesia.

Bahan Kajian

Fenomena seperti ini tentu tidak hanya menjadi hiburan semata, namun juga dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan penelitian mengenai satelit bumi ini.

Noah Petro, Deputi Proyek Ilmuwan Peninjauan Orbit Gerhana (LRO) NASA, mengatakan kepada Space.com bahwa temperatur Bulan akan berubah secara drastis, seperti baru keluar dari oven dan didinginkan dalam beberapa jam.

Tahapan terjadinya salah satu fenomena langka. (NASA)

Peneliti NASA akan meneliti perubahan temperatur dari berbagai sisi permukaan bulan. Termasuk meneliti bagian bulan yang diselimuti debu sepanjang 60 km, atau area yang dikenal dengan sebutan Reiner Gamma.

Keadaan Bulan yang menjadi lebih dingin ini dapat mengungkapkan karakteristik material yang ada pada area debu atau yang disebut dengan regolith.