Ini Alasan Gajah Takut Pada Lebah

By , Selasa, 30 Januari 2018 | 11:00 WIB

Gajah adalah hewan besar yang sering disebut takut dengan hewan-hewan kecil, seperti tikus dan semut. Tapi siapa sangka jika hewan berbelalai panjang itu sebenarnya takut pada lebah.

Sengatan lebah tentu tak bisa menembus kulit gajah yang sangat tebal. Tapi jika lebah-lebah berkerumun, maka mereka bisa menyengat hewan besar itu di daerah paling sensitif seperti belalai, mulut, dan mata.

Sengatan ratusan lebah itu akan membuat gajah kesakitan. Itulah yang membuat hewan bertelinga lebar ini sangat takut dengan ancaman lebah.

Penelitian yang awalnya dilakukan di Afrika itu menemukan bahwa gajah Afrika sangat takut dengan lebah Afrika. Ini mungkin karena lebah Afrika yang terkenal sangat agresif.

(Baca juga: Manusia Merambah Hutan, Gajah Sumatra Hengkang)

Selain itu, dalam penelitian terbaru yang dipimpin oleh Lucy King, rekan penelitian Universitas Oxford menemukan hal yang sama pada gajah Asia. Tapi berbeda dengan gajah Afrika, gajah Asia terlihat sedikit lebih berani daripada sepupunya itu.

Sayangnya, masih belum jelas mengapa gajah Asia bereaksi berbeda terhadap lebah Asia. Bisa jadi hal ini karena lebah Asia kurang agresif jika dibandingkan dengan lebah Afrika.

Mungkin juga gajah hanya memiliki respons perilaku yang berbeda, seperti cara orang dari satu budaya tertawa saat gugup dan orang dari budaya lain mungkin gelisah atau berbicara cepat, kata John Poulsen, ahli ekologi tropis. Poulsen sendiri merupakan asisten profesor di Universitas Duke, A.S yang telah melakukan penelitian serupa.

Mengatasi Konflik Gajah-Manusia

Para peneliti kemudian menjadikan ini sebuah cara untuk mengatasi konflik manusia dan gajah. Para peneliti menyarankan para petani untuk membuat jalur pagar dengan merangkai sarang lebah setiap 20 meter.

Hasilnya, 80 persen gajah Afrika tidak berani mendekati lahan pertanian. Ini tentu saja membantu para gajah terbunuh dari konfliknya dengan manusia.

Hasil tersebut membuat para peneliti berharap temuannya ini dapat membantu menyelamatkan populasi gajah di alam liar. Terutama untuk mengatasi konflik gajah-manusia di Sri Lanka, Nepal, Thailand, dan India.

Di Afrika, sebuah kelompok konservasionis bernama Save the Elephants yang dikepalai King membangun pagar kawat dan sarang lebah untuk lahan seluas satu hektar. Dengan cara ini mereka dapat melindungi gajah sekaligus memberikan sumber penghasilan baru untuk para petani, yaitu panen madu dua kali dalam setahun.

Pagar sarang lebah ini juga memiliki fungsi lain, yaitu sebagai penghalang psikologis bagi para petani. Pagar ini membuat para petani berpikir dua kali sebelum menebang pohon atau membakar hutan untuk lahan pertanian.

Awalnya, King kesulitan meyakinkan para petani untuk melakukan "ide gila" pagar sarang lebah ini.

"Ketika saya pertama kali memulai, saya harus benar-benar meyakinkan orang untuk mencobanya," kata King dikutip dari New York Times, Jumat (26/01/2018).

"Mereka pikir saya benar-benar gila. Lalu mereka berpikir, yah, dia memberi kita sarang lebah gratis, jadi terserah. Sekarang orang mengantri untuk melakukannya," sambungnya.

Selain menemukan cara ini, King juga belajar bahwa sarang lebah berayun membuat lebah keluar dari sarang. Hal ini membuat gajah lebih takut lagi.

Gajah Hewan Pintar

Gajah merupakan hewan yang sangat pintar, saat tidak di sengat lebah maka mereka akan menyadari bahwa dengung yang didengar bukanlah ancaman nyata, kata King. Ini ditemukan saat para peneliti memainkan rekaman suara dengungan lebah saja, tanpa benar-benar ada sengatan.

Meski begitu, King juga menyadari bahwa rasa takut pada lebah ini tak akan cukup untuk mengusir gajah. Apalagi jika ladang dipenuhi dengan hasil panen.

Pandangan serupa juga diungkapkan oleh Steeve Ngama, kandidat doktoral di Universitas de Liege, Belgia. Ngama berpendapat bahwa sarang lebah adalah ide yang bagus tapi bagaimanapun gajah akan bisa mengakalinya dan mencari solusi.

(Baca juga: Konflik Manusia dan Gajah yang Tak Kunjung Usai)

"Jika gajah memiliki taruhan, misalnya dengan mengakses buah berlimpah atau hasil panen, mereka akan menghabiskan waktu untuk belajar mengatasi metode ini," ungkapnya.

"Pembelajaran mereka sebagaian besar akan berhasil, apalagi saat hasilnya setara dengan risiko yang dihadapi," imbuhnya.

kemudian menjadikan ini sebuah cara untuk mengatasi konflik manusia dan gajah. Para peneliti menyarankan para petani untuk membuat jalur pagar dengan merangkai sarang lebah setiap 20 meter.

Hasilnya, 80 persen gajah tidak mendekati lahan pertanian. Ini tentu saja membantu para gajah terbunuh dari konfliknya dengan manusia.

Artikel ini pernah tayang di Kompas.com. Baca artikel sumber