Para pejalan kaki di Basra, Irak, terkejut saat melihat beruang besar berjalan lambat menyusuri jalanan. Menurut berita lokal, beruang itu kabur dari sebuah toko di mana ia akan dijual.
Penonton yang melihat kejadian tersebut pun mengambil gambar beruang cokelat Suriah saat ia menyusuri jalanan ramai di kota pelabuhan dekat Teluk Persia. Setelah beberapa waktu, beruang cokelat itu berhasil ditangkap dan dikembalikan ke toko.
Termasuk dalam subspesies beruang cokelat Timur Tengah, Ursus arctors, beruang ini dianggap sudah punah di sebagian besar wilayah aslinya di sepanjang semenanjung Sinai.
Patti Sowka, peneliti yang mempelajari konflik beruang-manusia mengatakan, spesies ini biasanya lebih nyaman tinggal di hutan atau pegunungan. Namun, beruang cokelat terkadang mengikuti aliran sungai atau air lainnya yang akhirnya mengantarkan mereka ke pemukiman manusia.
“Saya pernah melihatnya di Missoula. Beruang cokelat turun gunung dan mencari sesuatu untuk dimakan. Ia hanya tinggal mengikuti parit yang mengarah ke kota,” kata Sowka.
(Baca juga: Akibat Perubahan Iklim, Kini Beruang Jadi Vegetarian)
Kebanyakan beruang tertarik mengunjungi pemukiman manusia karena lebih mudah menemukan sumber makanan. Sisa-sisa makanan dan sampah di sekitar pemukiman manusia biasanya mengandung kalori. Beruang cokelat lebih mudah mengaisnya dibanding makanan yang mereka temukan di alam liar.
Kabar buruk untuk beruang
Meskipun begitu, untuk menemukan beruang di kota besar seperti Basra adalah sesuatu yang langka. Itulah sebabnya Sowka menduga bahwa beruang tersebut telah kabur dari kebun binatang atau bentuk pengurungan serupa.
“Ia terlihat sangat nyaman berjalan-jalan di sana,” ujar Sowka.
Hilangnya habitat yang didorong oleh perang selama puluhan tahun di Irak, serta penggundulan hutan, menyebabkan populasi beruang cokelat Suriah merosot. Perburuan liar dan mengurung mereka untuk mendapatkan susunya juga menjadi salah satu faktor.
(Baca juga: 500 Beruang Kembali Ke Habitatnya Setelah 80 Tahun)
Beruang ini dianggap sudah punah hampir di seluruh wilayah Suriah, Palestina dan Israel. Meskipun jumlahnya kecil, namun populasi mereka masih ada di Irak, Turki, dan Turkmenistan.
Berdasarkan data dari International Union for Conservation of Nature, para penduduk Suriah menjual kulit dan bayi beruang pada 1955. Dan tampaknya, praktek yang sama juga dilakukan di Irak.
Bagaimana pun juga, pada 2004, ada cahaya harapan: seorang ilmuwan yang sedang mendaki pegunungan di Suriah melihat jejak beruang pada salju di ketinggian sekitar 6200 kaki. Ini merupakan bukti kemunculan beruang di Suriah pertama kalinya dalam 50 tahun.