Ini bisa digunakan untuk menciptakan gambar 2D komposisi kristal yang bisa memberi tahu kita gambaran sejarahnya. Sebagai contoh, ketika inti antecryst tua dipindahkan ke permukaan oleh magma yang baru teraduk, hal ini menciptakan lingkaran yang khas pada kristal.
Tantangannya adalah menyarikan arti dari rekaman ini.
Memetakan Etna
Berbekal peta kimia kristal dari aktivitas vulkanik Gunung Etna 40 tahun terakhir, kita sudah bisa menentukan kedalaman di mana kristal tumbuh dan juga ketika magma baru mulai menyerbu sistem vulkanik bawah tanah.
Kami menemukan bahwa ini mulai muncul pada 1970-an, bertepatan dengan masa gunung berapi itu mulai lebih sering erupsi dengan magma yang bergerak lebih cepat dan lebih banyak aktivitas ledakan dan seismik.
Jenis kontak antara inti kristal dengan lingkaran tepinya serta ketebalan lingkaran tepi mengandung informasi tentang berapa lama waktu berlalu antara kedatangan gelombang magma dan ketika erupsi dimulai.
Ini berarti kita bisa memprediksi lebih baik kapan erupsi mungkin terjadi setelah magma terdeteksi di titik tertentu di bawah gunung berapi (pada kasus ini, dua minggu).
Dengan cara ini, melakukan survei laser terhadap antecryst dari seluruh dunia dapat membantu ilmuwan gunung berapi memahami dengan lebih baik bagaimana pengisian ulang magma bekerja sebagai pemicu erupsi, dan bagaimana menafsirkan data pemantauan dari gunung berapi aktif.
Baca juga: Letusan Gunung Agung Bisa Menghasilkan Tanah Tersubur di Dunia
Ini bisa menciptakan suatu proses yang lebih akurat untuk memantau tanda-tanda peringatan dan memperkirakan erupsi yang mungkin segera terjadi.
Balz Kamber, Chair of Geology and Mineralogy, Trinity College Dublin dan Teresa Ubide, Lecturer in Igneous Petrology/Volcanology, The University of Queensland
Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel sumber.