Temuan ini diperoleh dari sebuah penelitian yang panjang. Tefler dan koleganya pertama-tama mengambil sampel dari ovarium 10 orang perempuan yang melakukan operasi caesar.
Selanjutnya, tim ini mengisolasi 86 folikel yang dikembangkan dalam "sup" nutrisi. Mereka kemudian, dengan hati-hati, mengekstrak telur-telur yang masih rapun dan tidak matang di sekitar sel dari folikel.
Telur-telur tersebut dibiarkan matang pada membran khusus yang didukung protein pertumbuhan.
Sayangnya, dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Molecular Human Reproduction, hanya 9 telur yang berhasil berkembang dan siap dibuahi sperma.
Menyadari kekurangan temuannya, Tefler mengakui bahwa proses ini tidak cukup efisien. Meski begitu, dia menyebut bahwa ini adalah langkah awal yang mendebarkan.
"Kami tidak memiliki ekspektasi besar. Untuk melihat setidaknya satu (telur yang tumbuh hingga tahap dewasa), kami berpikir, 'Wow, ini sangat luar biasa'," ujar Tefler dilansir dari Science Mag, Kamis (08/02/2018).
Pendapat senada juga dilontarkan para ilmuwan yang menanggapi temuan ini. Salah satunya adalah Stuart Lavery, seorang konsultan ginekolog di Hammersmith Hospital, Inggris.
Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Sperma Tertelan?
"Karya ini merupakan langkah maju yang nyata dalam pengetahuan kita," ujar Lavery.
"Meski masih dalam jumlah sedikit dan membutuhkan pengoptimalan, temuan ini memberikan harapan bagi pasien," sambungnya.
Artikel ini telah diterbitkan di Kompas.com dengan judul Pertama Kali dalam Sejarah, Ilmuwan Kembangkan Sel Telur di Laboratorium.