Kelinci-kelinci di Las Vegas Menjadi Korban Pembunuhan Massal

By , Kamis, 22 Februari 2018 | 09:00 WIB

Las Vegas memiliki masalah pengabaian terhadap kelinci selama beberapa waktu.

Beberapa tahun lalu, petugas Desert Willow Treatment Center, fasilitas psikiatri anak yang dibangun oleh pemerintah, memutuskan untuk melepas kelinci di taman dengan harapan bisa menjadi terapi untuk pasien-pasien kecil. Kelinci tersebut lalu dibesarkan hingga memiliki bayi.

Saat ini, ada 800 hingga 1000 kelinci di tempat penampungan. Sekelompok relawan memberi makan dan merawat mereka. Bahkan, membangun ‘rumah perlindungan’ yang cukup besar untuk menampung ratusan kelinci. Mereka mengumpulkan cukup uang untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Namun, di hari Minggu, ketika para relawan mengunjungi kelinci untuk memberi minum, mereka malah menemukan pembantaian. Sekitar 30 kelinci mati tergeletak di atas tanah. Karena tidak ada luka di tubuh mereka, para relawan menduga kelinci-kelinci tersebut mati diracun.

(Baca juga: Kembali Berjumpa dengan Kelinci Langka di Vietnam)

Stacey Taylor, dari kelompok penyelamat hewan, Bunnies Matter, mendokumentasikan kejadian tersebut. Ia lalu mempublikasikan videonya secara online.

“Kami menemukan teman-teman kecil kami dalam keadaan sudah mati,” ujar Taylor dalam video tersebut dengan suara dan tangan gemetar.

Meski ketakutan, para relawan mengumpulkan tubuh-tubuh kelinci itu – jumlahnya 58 – lalu memasukkannya ke dalam wadah. Sekitar seratus kelinci masih tergeletak di tanah.

Diracun

Setelah itu, di malam harinya, relawan yang tinggal di sana, melihat sebuah mobil yang membuang setumpuk selada lalu ngebut setelahnya. Para kelinci mulai memakan selada tersebut dan relawan menemukan bahwa sayuran itu telah dilapisi racun mematikan.

Beberapa hari sebelum proses peracunan, pemerintah Nevada mengumumkan bahwa kelinci bisa berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Poster-poster yang disebar memperingatkan warga akan bahaya bakteri salmonella, rabies dan tularemia yang mungkin ada pada kelinci.

Para relawan sempat khawatir banyak orang yang akan membunuh kelinci setelah melihat pengumuman tersebut. Dan tak berapa lama, pembunuhan massal memang terjadi.

Namun, Karla Delgado, petugas informasi publik di Nevada Department of Health and Human Services, mengatakan, pemerintah tidak terlibat dengan kasus peracunan itu. Ia mengatakan, pengumuman itu dimaksudkan agar populasi yang rentan terhadap bakteri – seperti anak kecil dan usia lanjut – menjaga jarak dengan hewan-hewan yang berpotensi menjadi vektor penyakit.

Delgado menambahkan, Department of Health and Human Services telah melakukan penyelidikan terhadap peristiwa peracunan kelinci-kelinci tersebut. Mereka bahkan ingin bekerja sama dengan para relawan untuk menemukan solusinya.

Sementara itu, Tina Drouin, yang mendirikan grup penyelamatan hewan, Vegas Bunny Rescue, skeptis dengan upaya pemerintah tersebut. Sebab, sebelumnya, mereka pernah menyatakan, “menyediakan makanan dan air untuk kelinci liar harus segera dihentikan”.

“Pada dasarnya, mereka memang menginginkan kelinci-kelinci itu kelaparan,” ujar Drouin.

Hewan peliharaan yang tidak diinginkan

Kelinci merupakan hewan ketiga yang sering diabaikan di Amerika Serikat setelah kucing dan anjing. Kesalahpahaman bahwa kelinci mudah dipelihara, seperti hamster, kadang memicu pembelian impulsif. Padahal, kelinci bisa hidup sampai 12 tahun dan memerlukan perawatan khusus.

Karena perusahaan asuransi dan dokter hewan mengklasifikan kelinci sebagai hewan peliharaan eksotis, biaya kebirinya bisa mencapai 250 dollar AS.

“Sangat sulit menjadi pemilik kelinci di Las Vegas,” kata Drouin. Hanya ada dua atau tiga dokter hewan yang mau merawat hewan peliharaan eksotis, itu pun membutuhkan dua bulan untuk mendapatkan janji temu.

(Baca juga: Peneliti: Jangan Beri Daging Mentah Pada Hewan Peliharaan)

Menurut Drouin, inilah alasan mengapa banyak orang yang akhirnya membuang kelinci mereka. Para pemilik itu tidak menyadari bahwa kelinci sulit bertahan hidup di alam terbuka.

Sebelum peristiwa peracunan ini, kehidupan di tempat pembuangan kelinci sudah sangat menyiksa. “Kami pernah menemukan potongan kaki dan ekor kelinci yang telah hancur. Anjing hutan menyerang mereka di malam hari. Sementara elang memburu kelinci di siang hari. Lebih seramnya lagi, kami melihat seorang pria membawa anjing peliharaannya dan membiarkan mereka memakan kelinci,” cerita Drouin.

Saat ini, kelompok penyelamat hewan tersebut hanya bisa bergantung pada donasi dan orang baik yang bersedia mengadopsi dan menyelamatkan kelinci-kelinci buangan tersebut.