Orang dengan Depresi Menggunakan Bahasa Berbeda, Ketahui Cara Mengenalinya

By , Selasa, 27 Februari 2018 | 18:00 WIB

Gaya bahasa berkaitan dengan bagaimana kita mengekspresikan diri kita, ketimbang isi yang kita ekspresikan. Laboratorium kami baru-baru ini menganalisis besar teks data di 64 forum kesehatan mental daring, memeriksa lebih dari 6.400 anggota. “Kata-kata absolut"—yang menunjukkan besaran atau probabilitas absolut, seperti "selalu”, “tidak ada”, atau “sepenuhnya"—ditemukan merupakan penanda yang lebih baik untuk forum kesehatan mental ketimbang kata ganti maupun kata-kata dengan emosi negatif.

Dari awal, kami memperkirakan bahwa mereka dengan depresi akan memiliki lebih banyak pandangan hitam dan putih tentang dunia, dan bahwa ini akan bermanifestasi dalam gaya Bahasa mereka. Dibandingkan dengan 19 forum kontrol berbeda contohnya, Mumsnet dan StudentRoom), prevalensi kata-kata absolut sekitar 50% lebih banyak dalam forum kecemasan dan depresi, dan sekitar 80% lebih banyak untuk forum-forum ideasi (tahap penciptaan ide) bunuh diri.

Baca juga: Saat Ibu Depresi, Bayi pun Ikut Merasakannya

Kata ganti menciptakan pola distribusi yang mirip dengan kata-kata absolut di forum, tapi efeknya lebih kecil. Sebaliknya, emosi negatif secara paradoks lebih jarang muncul dalam forum ideasi bunuh diri ketimbang di forum kecemasan dan depresi.

Riset kami juga meliputi forum pemulihan, saat anggota yang merasa telah pulih dari episode depresi menuliskan kiriman positif dan membesarkan hati mengenai pemulihan mereka. Di sini kami menemukan bahwa kata-kata emosi negatif digunakan dalam nilai yang sebanding dengan forum kontrol, sedangkan kata-kata emosi positif meningkat sekitar 70%. Namun demikian, prevalensi kata-kata absolut tetap lebih besar secara signifikan daripada kontrol, tapi sedikit lebih rendah ketimbang forum kecemasan dan depresi.

Yang terpenting, mereka yang sebelumnya memiliki gejala depresi lebih mungkin mengalaminya lagi. Oleh karena itu, kecenderungan mereka yang lebih besar untuk berpikir absolut, bahkan ketika sedang tidak ada gejala depresi, itu adalah tanda bahwa hal tersebut berperan dalam menyebabkan episode depresi. Efek yang sama terlihat dalam penggunaan kata ganti, tapi tidak untuk kata-kata emosi negatif.

Implikasi praktis

Memahami bahasa depresi bisa membantu kita mengerti bagaimana orang dengan depresi berpikir, tapi hal ini juga memiliki implikasi praktis. Peneliti sedang mengombinasikan analisis teks otomatis dengan machine learning (komputer yang bisa belajar dari pengalaman tanpa diprogram) untuk mengelompokkan berbagai kondisi kesehatan mental, dari bahasa alami hingga contoh teks seperti kiriman blog.

Analisis Bahasa bisa membantu mendiagnosis depresi. Dmytro Zinkevych/Shutterstock

Klasifikasi seperti itu mengungguli yang dibuat oleh terapis terlatih. Yang penting, klasifikasi mesin belajar hanya akan bertambah baik ketika lebih banyak data diberikan dan dikembangkan algoritma yang lebih canggih. Cara ini melampaui dari melihat pola absolutisme yang luas, negativitas, dan kata ganti yang telah didiskusikan. Pekerjaan telah mulai menggunakan komputer untuk secara akurat mengenali peningkatan subkategori spesifik mengenai masalah kesehatan mental—seperti perfeksionisme, masalah penghargaan diri, dan kecemasan sosial.

Konon, tentunya mungkin untuk menggunakan bahasa yang terkait dengan depresi tanpa benar-benar menjadi depresi. Pada akhirnya, bagaimana perasaan Anda dari waktu ke waktulah yang menentukan apakah Anda menderita.

Baca juga: Foto Instagram Mampu Ungkap Depresi Seseorang

Tapi seperti perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia bahwa lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia kini hidup dalam depresi, meningkat lebih dari 18% sejak 2005, memiliki lebih banyak alat untuk mengenali kondisi ini tentu sangat penting untuk memperbaiki kesehatan dan mencegah bunuh diri tragis seperti yang terjadi pada Plath dan Cobain.

Mohammed Al-Mosaiwi, PhD Candidate in Psychology, University of Reading

Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel sumber.