Spesies Baru Hewan Paling Tangguh di Bumi Ditemukan di Jepang

By , Jumat, 2 Maret 2018 | 17:00 WIB

Baca juga: Beku Selama 30 Tahun, Makhluk Ini Hidup Kembali

“Tardigrada merupakan hewan yang sangat kuat,” ujar Thomas Boothby, mahasiswa posdoktoral dari University of North Carolina. “Para ilmuwan masih berupaya mengungkap bagaimana mereka bisa bertahan hidup dalam kondisi-kondisi ekstrim.”

M. shonaicus merupakan spesies tardigrada ke-168 yang ditemukan di Jepang. Di seluruh dunia, ada lebih dari 1.000 spesies tardigrada, dan sekitar 20 spesies baru ditemukan setiap tahun. Bentuk organ-organ visual, mulut, bercak, dan kaki M. shonaicus mirip dengan yang ditemukan di spesies tardigrada lain. Hanya saja, spesies baru ini memiliki lipatan ekstra di permukaan bagian dalam kaki-kakinya.

Telur bulan dan padat yang diproduksi oleh M. shonaicus juga berbeda: bopeng dengan tonjolan seperti cawan di atasnya dengan cincin filament yang fleksibel dan berserabut. Arakawa mengatakan bahwa tonjolan-tonjolan ini mungkin membantu telur untuk menempel di permukaan ketika mereka baru keluar.

Baca juga: Tardigrada dan Kekuatan Supernya

M. shonaicus juga sangat mirip dengan dua spesies tardigrada lain yang telah diketahui, satu dari Afrika dan lainnya dari Amerika Selatan. Itu berarti spesies baru ini bisa jadi merupakan keturunan dari spesies kuno, dan dapat memberikan beberapa petunjuk tentang bagaimana tardigrada terdiversifikasi dan beradaptasi dari waktu ke waktu.

Manfaat tardigrada

Kemampuan tardigrada untuk bertahan dalam suhu beku bisa membantu para ilmuwan membuat vaksin kering beku. Material-material ini dapat disimpan pada suhu yang lebih tinggi dibanding vaksin tradisional, dan hanya perlu ditambahkan air sebelum digunakan. Resistansi beruang air terhadap dehidrasi juga dapat memberikan wawasan pada para ilmuwan tentang bagaimana mengawetkan materi biologi, seperti sel, tanaman, dan daging.

Baca juga: Binatang yang Pernah Terbang Ke Luar Angkasa

“Tardigrada merupakan hewan yang hampir tidak bisa dihancurkan yang hidup di Bumi,” kata Rafael Alves Batista, peneliti beruang air di University of Oxford. “Tapi tetap ada kemungkinan bahwa terdapat contoh spesies dengan kemampuan bertahan hidup luar biasa lainnya di tempat lain di alam semesta.”