Tiangong-1, Stasiun Luar Angkasa China yang Buat Dunia Harap-harap Cemas

By , Sabtu, 10 Maret 2018 | 14:00 WIB

Rupanya argumen itu bertentangan dengan pendapat Jonathan McDowell, astrofisikawan dari Universitas Harvard. Ia mengingatkan untuk terus mengawasi Tiangong-1 sebab ukurannya yang besar dan padat.

Apalagi menurut dia, jatuhnya Tiangong-1 tidak bisa dipredisksi secara detail. Beberapa bulan terakhir, kecepatan meluncur stasiun luar angkasa ini berubah-ubah.

Bulan-bulan ini, kecepatan luncurnya meningkat dan kini sedang jatuh dengan kecepatan sekitar 6 kilometer seminggu. Sementara itu, bulan Oktober lalu kecepatan luncurnya 1,5 kilometer seminggu.

Jadi sulit diprediksi kapan modul bisa mendarat karena kecepatannya dipengaruhi oleh 'cuaca' yang terus berubah di luar angkasa.

"Saya memprediksi bahwa beberapa potong puing akan bertahan masuk kembali ke bumi. Tapi kita hanya tahu di mana mereka akan mendarat setelah kejadian," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dalam Hitungan Minggu, Stasiun Luar Angkasa China Akan Jatuh ke Bumi.