Sensasi Pulau Kakaban yang Pantang Dilewatkan

By , Rabu, 14 Maret 2018 | 17:00 WIB

Wakil Bupati Berau Agus Tantomo, menegaskan Kakaban adalah pulau yang tidak boleh dicemari sampah apapun. Pulau tersebut dijaga warga Desa Payung-payung bergantian. Syarat masuk ke Kakaban, pengunjung atau wisatawan harus taat aturan. “Berau sangat beruntung memiliki Kakaban.”

Agus menuturkan, untuk sementara ini, hanya warga Payung-payung yang menjaga pulau dan mengecek kebersihannya. “Saat ini, perdanya baru digodok, sebentar lagi disahkan. Masalah kebersihan, yang gencar kami bahas. Semua wisatawan diizinkan berkunjung, hanya dengan membayar uang kebersihan mereka bisa berenang di danau ubur-ubur. Tapi tetap menjaga kebersihan.”

Di Danau Kakaban ini, ribuan ubur-ubur tanpa sengat hidup damai. (Yovanda/Mongabay Indonesia)

Tidak hanya akhir pekan, pulau ini juga ramai dikunjungi di hari kerja. Meski begitu, di sini tidak ada penginapan, dan tidak pula ada listrik sebagai penerang. Menurut Agus, pihaknya memang tidak mengizinkan ada bangunan apapun di Pulau Kakaban. “Sudah banyak investor yang datang minta kerja sama mendirikan penginapan atau resort di Kakaban, kami tolak. Itu dilarang, jangan! Karena pasti akan merusak ekosistem dan keindahan pulau pubakala tersebut,” tegasnya.

Terkait transportasi, Agus memastikan akan memberdayakan pelaut-pelaut lokal. Wisatawan yang datang dari Tarakan, harus tetap menggunakan speedboat lokal sebagai upaya menambah APBD Kabupaten Berau. “Nanti diperdakan, speedboat lokal harus diberdayakan. Nantinya, pengunjung dari Tarakan tidak boleh langsung ke Kakaban. Sementara ini, masih bisa,” katanya.

Agus menjabarkan, Pulau Kakaban merupakan pulau unik dan spesifik karena sebagian besar merupakan danau. Kondisi airnya tetap, tidak pernah pasang surut seperti laut. Selain danau, di pulau tersebut juga ada daratan dengan tumbuhan pepohonan purba dengan sedikit ditumbuhi mangrove.

(Baca juga: Ketangguhan Para Penyelam Perempuan di Pulau Jeju)

Vegetasi dalam kawasannya terbagi tiga, yaitu hutan besar, hutan mangrove, dan danau yang dihuni ubur-ubur bersahabat.

“Coba perhatikan pohon-pohon besarnya, semua itu luar biasa. Keindahan alamnya, tidak akan pernah dijumpai di belahan bumi manapun selain di sana, di pulau terluar Kabupaten Berau.”

Setelah puas berenang, saya memutuskan kembali ke Tanjung Redeb menggunakan speedboat warga lokal. Ketika speed melaju, ombak di laut Berau terasa tenang, mengantar kepulangan saya dengan riang.

Artikel ini pernah tayang di mongabay.co.id. Baca artikel sumber