Belajar Matematika Mampu Cegah Kepikunan

By , Jumat, 16 Maret 2018 | 16:00 WIB

Kamu pasti pernah mengerjakan soal-soal matematika yang diberikan oleh guru atau orangtua. Saat belajar matematika, sebagian orang mungkin merasa bosan atau malas. Padahal, belajar matematika itu manfaatnya ada banyak, tak cuma supaya kita mahir berhitung.

Salah satu manfaat penting belajar matematika adalah mendukung fungsi otak dan meningkatkan kecerdasan. Bagian otak apa yang bekerja saat kita belajar matematika?

Otak manusia terdiri dari empat “kamar”, atau yang dikenal dalam bahasa kedokteran sebagai lobus. Keempat kamar tersebut adalah lobus frontal, lobus parietal, lobus oksipital, dan lobus temporal. Setiap kamar memiliki lokasi dan fungsi yang berbeda.

Artikel terkait: Benarkah Trypophobia Disebabkan Matematika yang Menyakiti Otak Kita?

Saat kita belajar matematika, maka lobus frontal dan parietal akan bekerja lebih aktif. Lobus frontal sendiri terletak di daerah dahi dan berfungsi untuk memproses informasi baru, berpikir logis, mengatur gerakan tubuh, dan berbahasa. Bagian otak kedua yang bekerja keras saat belajar matematika adalah lobus parietal. Fungsinya adalah mengatur indra peraba (sentuhan), mendeteksi lokasi dan arah, serta berhitung.

Benarkah belajar matematika bisa menambah kecerdasan?

Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Ryuta Kawashima berusaha membandingkan otak peserta penelitian yang bermain game dengan peserta penelitian yang mengerjakan soal matematika yang cukup mudah (misalnya penjumlahan, pengurangan, dan perkalian).

Awalnya para ahli mengira peserta yang bermain game akan memiliki otak yang lebih aktif dibanding yang mengerjakan matematika. Namun, ternyata jumlah bagian otak yang aktif saat mengerjakan matematika lebih banyak daripada saat bermain game.

Artikel terkait: Hobi Tonton TV Merusak Kemampuan Berbahasa dan Matematika Anak

Ketika kita mengerjakan soal matematika yang mudah, area prefrontal pada otak akan menjadi aktif. Bagian ini berfungsi untuk belajar dan berpikir logis. Bahkan ketika kitamengerjakan soal perkalian yang mudah (seperti 4×4), ternyata bagian otak yang berfungsi untuk berbicara juga menjadi aktif. Ini karena secara tidak sadar otak akan mengingat kembali bacaan tabel perkalian. Hal inilah yang membuat bagian otak yang berfungsi untuk membaca turut menjadi aktif.

Selain itu, mengerjakan soal matematika juga dapat mengaktifkan kedua sisi pada otak (sisi kiri dan kanan). Karena itu, Profesor Ryuta Kawashima menganjurkan agar kita mengerjakan soal matematika sederhana beberapa saat sebelum mengerjakan sesuatu yang sulit. Hal ini akan membuat kita memproses informasi dengan lebih efisien karena otak sudah teraktivasi.

Mungkin ada yang berpikir bahwa semakin sulit soal yang dikerjakan, semakin banyak pula bagian otak yang aktif. Padahal, ternyata tidak demikian. Justru saat kita mengerjakan soal matematika yang sulit, hanya sisi otak kiri saja yang bekerja. Sisi otak sebelah kiri merupakan area yang berfungsi untuk mengatur bahasa (pada orang yang tidak kidal). Mengapa begitu?

Ternyata, saat mengerjakan soal yang sulit, misal 54 : (0,51-0,9) maka kita tidak langsung tahu jawabannya. Kita malah akan berkali-kali membaca soalnya. Inilah yang membuat bagian otak kiri, yang berperan penting dalam fungsi bahasa, yang harus bekerja keras. Berbeda dengan saat mengerjakan soal yang mudah, di mana sisi kiri dan kanan otak Anda akan menjadi aktif secara seimbang.

Baca juga: Sejarah Singkat Si Genius Stephen Hawking

Latihan soal matematika juga bisa mencegah pikun

Ternyata, matematika dapat membantu mencegah dan mengatasi pikun, terutama pada mereka yang berusia lanjut. Ya, membaca soal matematika sambil bersuara ternyata mampu mencegah pikun bertambah parah. Pada usia lanjut, umumnya akan terjadi penurunan kemampuan berpikir. Terutama pada bagian prefrontal yang akan diaktifkan bila kita mengerjakan latihan soal matematika.

Akan ada dua proses pada bagian otak untuk mengolahnya, yaitu kemampuan membaca soal dan angka-angka, mengoperasikan angka-angka tersebut, dan menggerakan tangan untuk menuliskan rumus, hitungan, dan hasil jawabannya. Hal sederhana ini ternyata dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan menurunkan tingkat keparahan pikun.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com. Baca artikel sumber.