Waktu Kelas yang Tidak Sesuai dengan Jam Biologis Tubuh Berpengaruh Buruk terhadap Nilai Akademis

By , Rabu, 4 April 2018 | 14:00 WIB

Mungkin saatnya untuk menyesuaikan jadwal kelas mahasiswa dengan ritme biologis alami mereka, menurut sebuah studi baru dari UC Berkeley dan Northeastern Illinois University. Peneliti melacak profil aktivitas online harian pribadi dari kurang lebih 15.000 mahasiswa saat mereka masuk ke server kampus.

Setelah menyortir para mahasiswa menjadi "night owls," "daytime finches" dan "morning larks"—berdasarkan aktivitas mereka pada hari-hari mereka tidak berada di kelas—peneliti membandingkan waktu mereka di kelas dengan hasil akademis mereka.

Siswa sekolah dasar di Jakarta melepas balon ke udara. (Bayu Dwi Mardana/National Geographic Indonesia)
Hasilnya, yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports pada 29 Maret 2018 silam, menunjukkan bahwa mahasiswa yang ritme sirkadiannya tidak sesuai dengan jadwal kelas mereka (“night owls” yang mengambil kelas pagi), menerima nilai yang lebih rendah karena mengalami "jet lag sosial", suatu kondisi di mana puncak waktu fokus atau kesiapan diri bertentangan dengan pekerjaan, sekolah atau tuntutan lainnya.

Artikel terkait: Intelijen dan Belajar Menjadi Sosok yang Misterius

"Kami menemukan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami jet-lag karena waktu kelas mereka, yang berkorelasi sangat kuat dengan penurunan prestasi akademis," kata rekan penulis studi, Benjamin Smarr, seorang pascadoktoral yang mempelajari gangguan ritme sirkadian di lab UC Profesor psikologi Berkeley, Lance Kriegsfeld.

Selain kurang dalam hal akademis, jet lag sosial telah terikat pada obesitas dan penggunaan alkohol serta tembakau yang berlebihan.

Pada catatan positif: "Penelitian kami menunjukkan bahwa jika seorang mahasiswa dapat menyusun jadwal yang konsisten di mana hari-hari ketika ada kelas sama dengan hari-hari ketika tidak ada kelas, mereka lebih mungkin untuk mencapai keberhasilan akademis," kata rekan penulis studi, Aaron Schirmer, seorang profesor biologi di Northeastern Illinois University.

Sementara mahasiswa dari semua kategori menderita jet lag karena jadwal kelas, studi ini menemukan bahwa “night owls” sangat rentan, banyak yang datang terlambat karena mengalami jet lag kronis, sehingga mereka tidak dapat tampil maksimal setiap saat. Smarr mengungkapkan, hal itu tentu saja tidak sesederhana karena begadang semata.

"Karena ‘night owls’ datang terlambat dari jadwal kelas yang seharusnya, hal ini membuat kelompok mahasiswa tersebut mengalami kesulitan dalam akademis. Namun, kita melihat kelompok "daytime finches" dan "morning larks" juga datang terlambat dan menderita akan hal ini," kata Smarr.

Baca juga: Kenali Tipe Sakit Kepala dan Penyebabnya Ini

Lintasan kiri merupakan GPA siswa yang memiliki puncak fokus sebelum waktu kelas, sementara sisi kanan melacak kinerja siswa yang memiliki puncak fokus setelah waktu kelas. (Benjamin Smarr)

"Setiap orang memiliki penyesuaian waktu yang beragam secara biologis, sehingga tidak ada solusi satu waktu kelas yang cocok untuk semua kalangan,” tambahnya.

Dalam apa yang dianggap sebagai survei jet lag sosial terbesar yang pernah menggunakan data dunia nyata, Smarr dan Schirmer menganalisis aktivitas online 14.894 mahasiswa Northeastern Illinois University saat mereka masuk dan keluar dari sistem manajemen pembelajaran kampus selama dua tahun.

Untuk memisahkan ketiga kelompok tersebut dan mendapatkan profil kesiapan diri yang lebih akurat, para peneliti melacak tingkat aktivitas mahasiswa pada hari-hari ketika mereka tidak menghadiri kelas.