Gurun Sahara Semakin Meluas, Apa Dampaknya?

By , Rabu, 4 April 2018 | 16:00 WIB

Apa yang Anda pikirkan ketika melihat foto di atas? Mungkin Anda berpikir hanya perlintasan kereta api di sebuah gurun atau wilayah berpasir.

Sayangnya, foto tersebut menunjukkan bahwa gurun Sahara di Afrika semakin meluas. Ya, foto tersebut menunjukkan bahwa gurun Sahara mulai merambah ke negara-negara di sekitarnya yang lebih tropis.

Melihat tren ini, para peneliti memperingatkan negara sekitar untuk waspadai "pertumbuhan" gurun ini. 

(Baca juga: Benarkah Hutan Amazon Pernah Dihuni Jutaan Manusia?)

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Climate, gurun dengan luas sekitar 9 juta kilometer persegi tersebut, tanpa disadari merambah ke arah selatan atau ke wilayah Sudan dan Chad. Vegetasi hijau dan lahan pertanian banyak yang berubah menjadi hamparan gurun dan kering kerontang di kedua wilayah tersebut.

Namun, hal yang justru paling membuat penelitikhawatir adalah tingkat curah hujan di musim kemarau di Afrika. Curah hujan di benua tersebut menurun drastis akibat perubahan iklim.

"Jika ada badai datang tiba-tiba, langsung mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat. Namun, meluasnya gurun pasir ini tidak kentara dan terjadi tanpa kita sadari," kata Sumant Nigam, seorang profesor ilmu atmosfer dan kelautan dari Universitas Maryland dikutip dari Washington Post, Kamis (29/03/2018).

Menurut Nigam, pertumbuhan ini bisa juga terjadi pada gurun lain akibat perubahan iklim.  Untuk diketahui, gurun terbentuk di daerah subtropis akibat sirkulasi cuaca global yang disebut sel Hadley. Ketika udara panas naik di atas wilayah tropis, sekitar khatulistiwa, itu akan menghasilkan hujan serta badai petir.

Tapi hal yang berbeda terjadi pada wilayah subtropis. Saat menyentuh atmosfer, udara panas tersebut justru menyebar ke arah kutub utara dan selatan.

Dengan kata lain, udara tidak tidak turun kembali ke wilayah subtropis di bawahnya. Akibatnya, di wilayah tersebut udara menjadi panas dan mengering. Ini yang membuat gurun tercipta dan atau menjadi wilayah dengan curah hujan sedikit.

"Perubahan iklim kemungkinan besar mempengaruhi sirkulasi Hadley dan menyebabkan gurun subtropis di wilayah utara meluas," kata Nigam.

Pada saat bersamaan, perluasan selatan gurun Sahara terjadi akibat Atlantic Multidecadal Oscillation (AMO). AMO adalah kondisi saat terjadi fluktuasi suhu hangat dan dingin di sebagian besar wilayah Samudera Atlantik dalam kurun waktu 50 hingga 70 tahun.

Siklus hangat akan mengirimkan curah hujan ke daerah subtropis dan siklus dingin justru menjauhkannya. Selain itu, perubahan iklim yang disebabkan oleh ulah manusia, juga dapat meningkatkan intensitas dan lamanya siklus kemarau yang lebih panas.