Merehatkan Mata dan Jiwa di Desa Sidemen

By , Jumat, 6 April 2018 | 15:00 WIB

(Baca juga: Melalui Planet Abled, Penyandang Disabilitas Bisa Travelling dengan Nyaman)

Nah, tengah Januari-Mei termasuk low season dan saat seperti ini seringkali adalah waktu terbaik menjadwalkan plesiran di Bali karena transortasi lebih lancar, dan sejumlah obyek wisata massal lebih lengang. Lebih penting lagi, harga akomodasi pasti lebih murah.

Untuk orang Bali sendiri pasti tak menyangka di Sidemen ada banyak unit akomodasi. Jika ingin melihat dulu baru memastikan pilihan juga tak sulit. Tata ruang lokasi menginap ini sudah ditata terpusat di sebagian area persawahan dan bebukitan. Bentuknya seperti lingkaran, memutar menghadap aliran sungai dan sawah di tengah-tengahnya.

Jadi, hampir semua tempat menginap punya akses menuju sungai, sawah, dan bukit. Potensi alam yang dikembangkan desa ini sebagai daya tarik. Tak heran menu utama di desa ini adalah keheningan dan jalan kaki menikmati panorama.

Jalur trekking di sawah atau bebukitan di Desa Sidemen, Karangasem, Bali sama asyiknya. (Luh De Suriyani/Mongabay Indonesia)

Termasuk pemandangan Gunung Agung yang berjarak sekitar 20 km dari Sidemen. Gunung ini juga menjadi pusat panorama sehinggga sebagian akomodasi mengatur bangunannya agar leluasa menikmati gunung berapi ini.

Terlebih saat erupsi sejak November 2017 lalu, Sidemen jadi salah satu titik mengamati hembusan asap dan titik api saat muncul di kawahnya. Tak sedikit foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan turis yang sedang berenang sambil melihat gunung Agung dari Sidemen.

Alam seolah mengatur pemilik akomodasi di mana cocok membangun bungalow atau restorannya. Saat ini belum ada berlomba membangun paling tinggi sehingga menutupi akses akomodasi lainnya.

Artikel ini pernah tayang di mongabay.co.id. Baca artikel sumber