Festival Songkran dan Mengapa Air Menjadi Jantung Kebudayaan Thailand

By , Jumat, 13 April 2018 | 15:00 WIB

Tidak hanya pada Songkran, air juga memainkan peran penting dalam upacara adat Thailand. Saat pernikahan misalnya, air dipercikkan di pergelangan tangan pengantin pria dan wanita untuk memberkati pernikahan mereka.

Bahkan, ada juga yang mengikat janji pernikahan di bawah air. Tepatnya, di wilayah Trang yang terkenal sebagai tempat menyelam terbaik.

Namun, di antara itu semua, sungai Chao Praya lah yang paling penting bagi negara kerajaan ini. Tiga ibu kota Thailand – Ayutthaya (1351-1767), Thonburi (1767-1782), dan Bangkok (1782-sekarang) – berdiri di tepi sungai ini.  

(Baca juga: Upaya Pemulihan Sungai Gangga di India yang Sudah Sangat Tercemar)

Saat Thailand mulai membuka diri kepada dunia, sungai Chao Praya menjadi gerbang negara tersebut. Bangkok tumbuh sebagai kawasan kanal atau khlongs. Penduduk setempat membangun rumah mereka di atas perahu atau air.

Pada 1840-an, sekitar 90% penduduk Thailand, tinggal di kanal-kanal yang mengarah ke tengah kota. Membuat wilayah tersebut mendapat julukan Venice of The East.

Sungai Chao Praya juga menjadi pusat perdagangan dan industri. Asiatique The Riverfront yang dibangun di atas dermaga menjadi pusat perbelanjaan paling populer beberapa tahun belakangan ini. Banyak wisatawan lokal dan internasional yang mengunjungi wilayah tersebut untuk berbelanja dan makan sambil menikmati suasana di tepi sungai.

Tidak jauh dari Bangkok, aktivitas penduduk yang mengandalkan air juga bisa ditemukan di pasar apung Ampawa di provinsi Samut Songkgram.