Seberapa Sering Kita Harus Membersihkan <i>Keyboard</i> Komputer? Begini Menurut Sains

By , Selasa, 24 April 2018 | 10:00 WIB

Keyboard komputer Anda mungkin lebih kotor dibanding dudukan toilet.

Faktanya, studi di Australia menemukan fakta bahwa meja komputer memiliki jumlah bakteri 400 kali lipat lebih banyak daripada dudukan toilet.

Kursi toilet menampung sekitar 50 bakteri per inci persegi, menjadikannya area yang tidak terlalu banyak bakteri. Namun, tidak demikian dengan komputer. Apalagi yang dipakai oleh banyak orang.

(Baca juga: Senjata-senjata yang Digunakan AS, Inggris dan Prancis untuk Menyerang Suriah)

Rumah sakit Chicago menemukan bahwa keyboard komputernya mengandung bakteri Staphylococcus yang resistansi terhadap obat selama 24 jam.

Rumah sakit lain di Belanda meneliti seribu keyboardnya dan menemukan fakta bahwa 95 diantaranya positif memiliki bakteri Streptococcus, Staphylococcus, dan patogen lain. Membuatnya menjadi permukaan paling kotor di unit gawat darurat.

Mengingat betapa seringnya kita menggunakan komputer, penting untuk memahami bahwa kotoran biasanya tersembunyi di celah-celah keyboard. Kita biasa terburu-buru mengetik setelah pergi dari luar ruangan. Atau makan di meja menggunakan keyboard dengan sisa-sisa makanan yang menempel.

Ada juga beberapa orang yang menggunakan komputer setelah bersin dan batuk di dekat keyboard sepanjang hari.

Seberapa sering harus membersihkan keyboard?

Ahli mikrobiologi setuju bahwa setiap orang harus mengelap meja dan keyboard komputer setidaknya satu kali dalam seminggu.

Para dokter dan perawat di National Center for Health Research (NCHR) menyatakan bahwa keyboard rumah sakit harus dibersihkan dengan disinfektan satu kali sehari. NCHR juga menyarankan agar kita mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan komputer bersama, terutama saat musim flu.

Jika hanya Anda yang menggunakan komputer tersebut, sebagian besar bakteri berasal dari tangan Anda sendiri sehingga tidak terlalu berbahaya.  Meskipun begitu, tetap cuci tangan dan membersihkan meja agar bakteri tidak menumpuk.

(Baca juga: Mengapa Letusan Gunung Tambora Menjadi yang Paling Mematikan Dalam Sejarah?)