Nationalgeographic.co.id—Dalam film Don’t Look Up, komet akhirmya menabrak Bumi dan menghancurkannya. Film ini menggambarkan penyangkalan, keegoisan, dan keserakahan umat manusia, yang semuanya menghentikan mereka dari menemukan solusi untuk menghindari tabrakan tepat waktu. Perkara ini menimbulkan pertanyaan, apakah ancaman tingkat kepunahan seperti itu mungkin terjadi? Artikel ini akan menguraikan sains di dalam film tersebut.
Bisakah komet benar-benar menghancurkan Bumi?
Apa itu komet? NASA dengan lembut menggambarkan mereka sebagai bola salju luar angkasa raksasa, kecuali tanpa salju. Mereka terbuat dari es, debu dan batu, dan merupakan sisa-sisa dari saat terbentuknya tata surya. Saat ini, ada 3.743 komet yang terdokumentasi, meskipun ada miliaran yang diperkirakan melayang-layang di luar angkasa.
Rata-rata, sebuah komet lebarnya beberapa mil, yang kira-kira seukuran lapangan golf. Namun, saat bergerak menuju matahari, es mencair dan uapnya membentuk awan di sekitar komet. Ini dapat meningkatkan ukurannya hingga 80,000 kilometer.
Sekarang, bayangkan sesuatu sebesar itu bergerak dengan kecepatan ribuan mil per jam pada jalur tabrakan menuju Bumi. Anda tidak akan mengharapkan planet ini tetap utuh, bukan?
Bahkan menjatuhkan bola basket dari 10 lantai ke atas mobil sudah cukup untuk merusak atapnya. Tidak sulit dipercaya bahwa batu beku seberat ribuan kilogram bisa menghancurkan Bumi.
Bisakah komet Dibiasky menghancurkan Bumi?
“Komet fiksi Dibiasky” memiliki lebar sekitar 5-6 mil (8-10 kilometer), bergerak dengan kecepatan ribuan mil per jam, dan direncanakan untuk menghantam Bumi dalam 6 bulan dan 14 hari sejak penemuannya. Itu banyak waktu bagi komet untuk mengumpulkan momentum. Energi kinetik yang dibawa oleh komet akan sangat besar, dan setelah menabrak Bumi, ia akan melepaskan energi ini.
Ketika film sedang ditulis, astronom Dr. Amy Mainzer dikonsultasikan sebagai penasihat ilmiah untuk para pemain dan penulis. Sumber yang kredibel, Dr. Mainzer bekerja di University of Arizona dan merupakan salah satu ilmuwan top dunia untuk pendeteksian asteroid.
Dr. Mainzer percaya bahwa ancaman tingkat kepunahan semacam ini, betapapun langkanya, masih sangat mungkin terjadi. Dia bahkan mendasarkan Komet Dibiasky pada komet yang ditemukan timnya, yang disebut NEOWISE. Namun, tidak perlu panik, karena NEOWISE tidak bertabrakan dengan Bumi. Kami aman dari komet, untuk saat ini.
Komet Dibiasky mirip dengan komet yang memusnahkan dinosaurus, jadi dapat diasumsikan bahwa komet juga dapat memusnahkan manusia.
Untuk menempatkan ini ke dalam perspektif, NASA menyatakan bahwa asteroid yang lebih besar dari 140 meter (> 0,1 mil) cukup besar untuk menyebabkan kerusakan parah. Komet Dibiasky memiliki lebar 5,5 mil!