Nationalgeographic.co.id—Reruntuhan peradaban Maya kuno di Copán begitu mengesankan, sehingga UNESCO menobatkannya sebagai salah satu situs cagar yang paling bernilai di kawasan Karibia, pada tahun 1980.
Kota tua Copán terletak di bagian barat Honduras, tidak jauh dari perbatasan dengan Guatemala dan pernah menjadi kota Maya kuno. Meskipun Tikal memiliki sisa peninggalan yang mengesankan, Copán juga tak kalah menakjubkan.
Saat mengunjungi reruntuhan peradaban Maya yang mengesankan, orang Maya Kuno seolah mengajak pengunjung untuk melakukan tur ke gua-gua, yang dianggap oleh bangsa Maya sebagai saluran penghubung ke dunia bawah tanah.
"Orang (pengunjung) dapat melihat bagaimana candi-candi mereka di permukaan terjalin dengan gua-gua ritualistik di bawahnya," tulis Aaron Spray kepada The Travel.
Spray menulis dalam artikelnya yang berjudul Why Honduras' Copán Is The Best Place To Learn Mayan Culture, yang dipublikasikan pada 17 Januari 2022.
Copán telah disebut sebagai Paris-nya suku Maya yang sangat mengesankan, sehingga ketika Penakluk Spanyol menemukan kota (yang sudah lama ditinggalkan) pada tahun 1570, mereka juga kagum dengan keagungan arsitekturnya.
Ia juga merupakan ibu kota dari salah satu kerajaan pada periode Klasik utama, dari abad ke-5 hingga ke-9 M yang berada di ujung tenggara kawasan budaya Mesoamerika. Copán berada di wilayah kebudayaan Isthmo-Kolombia, dikelilingi oleh orang-orang non-Maya.
"Terletak di lembah gunung yang subur dan berair dengan ketinggian 600 meter atau 2.400 kaki, Maya membangun peradabannya di sini," tambahnya.
Kejayaan kota Copán berakhir sekitar tahun 738 M, dengan adanya bencana militer yang membuat Uaxaclajuun Ub'aah K'awiil -raja dan pemimpin terbesar kota itu- ditangkap dan dieksekusi oleh mantan pengikutnya (raja Quirigua).
Pada puncaknya, diperkirakan bahwa kerajaan Copán memiliki populasi setidaknya 20.000 dan mencakup area seluas lebih dari 100 mil persegi. Daerah yang lebih besar terdiri dari daerah berpenduduk lembah sekitar seperempat dari kota besar Maya Tikal.
Baca Juga: Sampan Langka Suku Maya Ditemukan, Tenggelam Selama 1.000 Tahun
Sungai yang mengaliri Copán telah dialihkan dari pusat kota karena telah menyebabkan erosi yang signifikan ke sisi timur akropolis. Erosi Sungai Copán tidak hanya menyebabkan kerusakan, tetapi juga telah meninggalkan potongan arkeologis alami terbesar di Amerika.
Sejumlah terowongan arkeologi telah digali di bawah tanah Copán untuk penelitian. Saat ini, beberapa jaringan terowongan yang luas yang digali di bawah situs arkeologi sekarang dibuka untuk umum.
"Seseorang dapat pergi ke terowongan ini dan melihat sekilas masa lalu, serta melihat makam dan kuil yang tidak terlihat di permukaan, seperti rahasia," lanjutnya.
Jika seseorang ingin belajar tentang bagaimana bangsa Maya hidup, maka seseorang harus mengunjungi situs terdekat Las Sepulturas (kuburan) sekitar 2 kilometer jauhnya. Ini adalah daerah pemukiman elit Copán pada masa pemerintahan Yax-Pac -raja terakhir Copán.
Bangsa Maya memiliki kebiasaan menguburkan orang mati di rumah yang sama dengan tempat mereka tinggal. Jadi orang juga akan menemukan makam dan kuburan para elit di sana.
Honduras mungkin bukan tujuan teratas dalam daftar semua orang, tetapi ini adalah negara yang penuh petualangan. Mengunjungi Copán adalah suatu keharusan bagi siapa pun yang tertarik dengan sejarah yang mendalam dan bertingkat dari Peradaban Maya bertahun-tahun yang lalu.