Nationalgeographic.co.id—Bangkai macan tutul jantan muda ditemukan di sebuah peternakan di pedesaan Uttar Pradesh, yang terletak 160 kilometer dari New Delhi, Oktober 2021. Para peneliti yang mengusut kematiannya mengungkap bangkai itu terinfeksi SARS-CoV-2, yang dilaporkan dalam makalah di BioRxiv, Rabu (12/01/2022) lalu.
Lewat makalah itu, para peneliti dari Indian Veterinary Research Institute itu telah melakukan nekropsi terhadap hewan yang malang itu dengan APD lengkap. Bangkainya ditemukan dengan banyak luka di kepala dan lehernya yang kemungkinan disebabkan oleh hewan lain.
"Kadang-kadang ketika anak kucing ini mulai menunjukkan gejala infeksi apapun di hutan, mereka ditinggalkan oleh kelompoknya dan yang satu ini mungkin telah diserang oleh hewan liar lain ketika ia berkeliaran sendirian," terang Gaurav Sharma, rekan penulis laporan itu pada The Independent.
Belum jelas bagi mereka mengapa macan tutul muda ini terinfeksi virus corona. Tanda positif ini didapatkan dari tes usap pada hidung bangkai itu, mengurutkan sampel, dan mendeteksinya sebagai varian delta SARS-CoV-2.
Spesimen otak, limpa, kelenjar getah bening, dan paru-paru juga ditemukan positif saat dites, sehingga memperkuat dugaan adanya kontaminasi silang. Dengan kata lain, para peneliti memperkirakan, penularannya disebabkan manusia.
Sebab, mereka menjelaskan bahwa "kemiripan yang tinggi dari urutan protein lonjakan dengan varian Delta manusia menunjukkan kemungkinan infeksi limpahan dan tidak ada perubahan genetik besar dalam protein lonjakan pada lintas spesies."
Tim yang dipimpin Sonalika Mahajan di Indian Veterinary Research Institute menekankan, temuan ini menjadi penting dan harus dilakukan intensif untuk melacak evolusi virus corona, dan penilaian status pembawa SARS-CoV-2 lintas spesies khususnya satwa liar.
Baca Juga: Infeksi COVID-19 pada Binatang, Apakah Dapat Menulari Manusia?
"Macan tutul, dibandingkan dengan kucing lain, sedikit pemalu di sekitar manusia, dan yang satu ini mungkin terinfeksi dari manusia di desa terdekat, atau dari beberapa makanan yang mungkin dimakannya di sana – kami tidak yakin," tutur Sharma.
Sejak pagebluk terjadi, ragam kucing besar dilaporkan pernah terinfeksi virus corona. April 2020, seekor harimau malaya betina bernama Nadia di Kebun Binatang Bronx, New York, dinyatkaan positif COVID-19 dan menjalar ke enam kucing besar lainnya. Mereka menunjukan gejala yang sama seperti bersin dan nafsu makan yang menurun.
Joko Pamungkas dalam diskusi daring Bincang Redaksi oleh National Geographic Indonesia mengatakan, pemaparannya disebabkan kedekatan mereka dengan manusia atau pola penularannya disebut anthropozoonosis.
Yang perlu dikhawatirkan adalah zoonathroponosis atau penularan penyakit dari hewan ke manusia, walau sampai saat ini belum ada laporan penularan corona langsung ke manusia dari hewan kecuali cerpelai, urai Elizabeth Lennon, dokter hewan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Pennsylvania.