Nationalgeographic.co.id—Karbon dioksida atau CO2 menjadi salah satu penyebab pemanasan global. Gas tersebut merupakan produk buangan dari kendaraan yang masih menggunakan bahan bakar fosil atau industri berat seperti semen dan baja.
Industri semen dan baja secara langsung melepaskan emisi karbon sebagai bagian dari proses produksi. Di negara-negara maju seperti Australia, isu perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global menjadi fokus pemerintah.
Australia sendiri bertekat menjadi negara netral karbon pada tahun 2050. Guna mencapai target, tentu saja industri semen dan baja cukup kesulitan.
Oleh karena itu, para peneliti dari Institut Teknologi Melbourne mengembangkan teknologi baru yang dirancang untuk mencegah emisi karbon dioksida dilepaskan ke atmosfer dan dapat diintegrasikan dengan lancar ke dalam proses industri yang ada.
Dilansir dari Science Daily, penelitian yang melibatkan kolaborasi multi-disiplin lintas teknik dan sains ini sudah dipublikasikan dalam jurnal Energy & Environmental Science dengan judul Direct conversion of CO2 to solid carbon by Ga-based liquid metals pada 17 Januari 2022.
Teknologi baru ini menawarkan cara untuk mengubah emisi karbon dioksida dari proses produksi secara instan dan menguncinya secara permanen dalam keadaan padat. Salah satu peneliti yang terlibat, profesor Torben Daeneke mengatakan penelitian dibangun di atas pendekatan eksperimental sebelumnya yang menggunakan logam cair sebagai katalis.
"Metode baru kami masih memanfaatkan kekuatan logam cair, tetapi desainnya telah dimodifikasi untuk integrasi yang lebih mulus ke dalam proses standar industri. Selain lebih sederhana untuk ditingkatkan, teknologi baru ini secara radikal lebih efisien dan dapat memecah CO2 menjadi karbon dalam sekejap," kata profesor Torben Daeneke.
Dalam pernyataannya Daeneke berharap teknologi ini bisa menjadi alat baru yang signifikan dalam mendorong dekarbonisasi, untuk membantu industri dan pemerintah memenuhi komitmen iklim mereka dan membawa kita secara radikal mendekati netral karbon.
Permohonan paten sementara telah diajukan untuk teknologi tersebut dan para peneliti baru-baru ini menandatangani perjanjian senilai 2,6 juta dollar Australia dengan perusahaan teknologi lingkungan Australia ABR, yang mengkomersialkan teknologi untuk mendekarbonisasi industri manufaktur semen dan baja.
Menurut Badan Energi Internasional, industri baja dan semen masing-masing bertanggung jawab atas sekitar tujuh persen dari total emisi karbon dioksida global. Kedua industri tersebut diperkirakan akan terus tumbuh selama beberapa dekade mendatang karena permintaan yang didorong oleh pertumbuhan populasi dan urbanisasi di seluruh dunia.
Baca Juga: Studi Baru: Suhu Laut Semakin Panas Jadi Indikator Perubahan Iklim
Selama ini, teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau CCS yang sudah ada, sebagian besar berfokus pada mengompresi gas karbon dioksida menjadi cairan dan menyuntikkannya ke dalam tanah. Teknologi semacam itu juga mempunyai tantangan-tantangan teknik dan mendatangkan masalah lingkungan yang signifikan. CCS juga menuai kritik karena terlalu mahal dan boros energi untuk digunakan secara masif.