Diet Rendah Garam: Diet Khusus Bagi Penderita Penyakit Hipertensi

By Ratu Haiu Dianee, Kamis, 27 Januari 2022 | 14:00 WIB
Penyebab terjadinya aterosklerosis adalah mengonsumsi makanan berlemak dan tinggi kolesterol (Shutterstock)

Nationalgeographic.co.id—Diet tidak hanya dilakukan untuk menurunkan berat badan saja, ternyata bagi penderita penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi dengan melakukan diet rendah garam dapat membantu penyembuhan. Namun seberapa efektifkah diet ini?

Penyakit hipertensi atau darah tinggi ini jangan dianggap remeh, karena tanda dan gejalanya yang tidak terlihat hanya dengan sekilas melihat penderitanya. Itu sebabnya penyakit hipertensi ini sering dijuluki sebagai penyakit “Silent Disses” dan merupakan faktor resiko utama dari perkembangan penyakit jantung dan stroke.

Penjelasan pada buku Care Yourself Hipertensi bahwa penyakit ini merupakan keadaan di mana tekanan darah mengalami peningkatan yang memberikan gejala berlanjut pada suatu organ target dalam tubuh. Hipertensi tidak secara langsung membunuh penderitanya namun, akan memicu atau menimbulkan penyakit-penyakit lain.

Menurut Santosa dan Ningrat (2012), banyak faktor yang menyebabkan hipertensi baik faktor yang dapat dikontrol maupun tidak dapat dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol antara lain usia, jenis kelamin, dan faktor keturunan, sedangkan faktor yang dapat dikontrol adalah faktor gaya hidup, aktivitas makanan berlemak serta makanan berkadar garam tinggi (makanan asin) dengan disertai dengan kurangnya aktivitas gerak semakin memperbesar munculnya penyait hipertensi.

Diet Rendah Garam Untuk Penderita Penyakit Hipertensi

Pada penelitian yang dilakukan Sarlina Palimbong, Maria Dyah Kurniasari, Rani Refilda Kiha mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana yang berjudul Keefektifan Diet Rendah Garam I Pada Makanan Biasa Dan Lunak Terhadap Lama Kesembuhan Pasien Hipertensi, diet rendah garam yang dimaksud yaitu garam natrium. Di mana natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraselular tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan cairan.

“Asupan natrium yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh sehingga menyebabkan edema atau asites dan hipertensi,” tulis peneliti pada jurnalnya.

Baca Juga: Riset Terbaru: Ganja Medis Ampuh Turunkan Tekanan Darah Pasien Lansia

Dengan dilakukannya diet rendah garam ini ditujukan untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Dalam panduan Diet DASH (Dietary Approaches To Stop Hypertension), untuk menurunkan tekanan darah dapat dengan membatasi makanan kaya akan lemak jenuh dan kolesterol. Dalam diet ini difokuskan pada peningkatan asupan makanan kaya akan nutrisi seperti mineral (kalium, kalsium, dan magnesium) yang ada pada buah-buahan, protein dan serat.

“Responden dengan diet DASH memiliki tekanan darah terkontrol karena pada diet ini mengandung total lemak jenuh dan kolesterol yang lebih rendah dibanding diet rendah garam,” tulis peneliti dalam jurnalnya.

“Pada diet DASH protein hewani yang diberikan lebih banyak menggunakan ikan serta diberikan makanan yang kaya akan kalium seperti bubur kacang hijau, susu kedelai, sayur, dan buah-buahan,” tambah peneliti.     

Diet rendah garam I dimana hanya boleh mengonsumsi natrium sebanyak 200-400 mg Na per hari dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi, namun tidak terlepas juga dari konsumsi obat-obatan pada pasien. Karena menurut pendekatan DASH oleh Hadi, obat-obatan akan mempunyai pengaruh yang luar biasa jika diberikan dalam jumlah yang tepat dan disertai dengan makanan diwaktu yang tepat.

Dalam penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa seperti pada obat hipertensi dari kelas Calcium Channel Blocker (CCB), makanan dengan rendah lemak (tinggi karbohidrat) akan memperlambat pengosongan lambung dan meningkatkan pH lambung. Namun demikian situasi ini tidak akan mengubah tingkat penyerapan nifedipine.

Setelah diserap oleh tubuh, nifedipin akan menghalangi masuknya kalsium kedalam sel sepanjang membran sel jantung dan dinding arteri sehingga menjadi lebih tenang. Nifedipin akan bekerja pada saluran kalisum tipe L yang terlibat dengan masuknya kalisum kedalam sel. Pada beberapa obat, makanan dapat mempengaruhi proses diserapnya obat tersebut, karena meningkatkan pH lambung. Obat yang tidak tahan berada pada kondisi asam akan rusak atau tidak diserap oleh tubuh sehingga akan dibuang melalui urin.

Baca Juga: Seberapa Banyak Olahraga yang Paling Baik untuk Cegah Hipertensi?