Para peneliti menggunakan distribusi massa objek untuk memprediksi seberapa cepat bintang-bintang harus bergerak di lokasi tertentu di dalam gugus dan membandingkannya dengan data mereka. Bintang-bintang dengan kecepatan tertinggi mengorbit di sekitar pusat. Ketika mereka membangun sebuah model tanpa menyertakan lubang hitam, bintang-bintang di pusatnya terlalu lambat dibandingkan pengamatan mereka. Ketika mereka menambahkan lubang hitam, mereka mendapatkan kecepatan yang sesuai dengan data. Lubang hitam menambah bukti bahwa objek ini adalah inti yang dilucuti.
"Kecepatan bintang yang kita dapatkan memberi kita bukti langsung bahwa ada semacam massa gelap tepat di pusatnya. Sangat sulit bagi gugus bola untuk membentuk lubang hitam besar. Tetapi jika berada di inti yang terkelupas, maka pasti sudah ada lubang hitam yang ada, yang tersisa sebagai sisa dari galaksi yang lebih kecil yang jatuh ke galaksi yang lebih besar." kata Pechetti.
"Kita tahu galaksi besar umumnya terbentuk dari penggabungan galaksi-galaksi yang lebih kecil, tetapi inti yang dilucuti ini memungkinkan kita untuk menguraikan detail interaksi masa lalu itu," pungkas Seth.
Baca Juga: Lubang Hitam Besar yang Aneh Ditemukan di Galaksi Satelit Bimasakti