Gerak Medan Magnet Bumi Kian Cepat, Bagaimana Burung Migrasi Pulang?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 1 Februari 2022 | 10:00 WIB
Burung Sikep Madu Asia berasal dari Siberia. Bersama dua jenis burung lainnya, mereka bermigrasi mengandalkan medan magnet bumi. Tetapi bagaimana cara mereka pulang bila medan magnet bumi bergerak tiap tahunnya? (Muhammad Bilal/BW KEHATI)

Nationalgeographic.co.id—Jenis burung migran sangat bergantung pada magnet bumi untuk menentukan arah tujuan bermigrasi. Magnet bumi yang bisa dirasakan lewat penginderaan mereka juga membantu untuk menyesuaikan diri, sehingga mudah ketika mengalami kesulitan seperti tersesat di jalan.

Para ilmuwan mendapati, burung tidak hanya tahu arah mana yang harus dituju ketika keluar dari habitat aslinya tetapi juga cara untuk pulang tepat ke sarang mereka dengan akurat. Sekalinya tidak akurat pun ketika mereka pulang, lokasinya tidak begitu jauh atau hanya beberapa meter dari tempat kelahiran aslinya. Temuan ini diungkapkan dalam penelitian tahun 2009 di Journal of Experimental Biology.

Semua berkat 'alat biologis' yang disebut magnetoreception yang ada di kepala mereka. Tetapi, apakah burung juga menggunakan medan magnet bumi untuk berhenti terbang dan menemukan lokasi yang tepat untuk berkembang biak?

Penelitian tahun 2017 di Current Biology memandang, sinyal yang dimiliki burung bisa menjadi kecenderungan magnet atau intenistas magnet. Kecenderungan ini seperti sudut kemiringan antara medan magnet bumi dan permukaan bumi, yang diperkirakan jadi sarana bagi burung untuk kembali ke jalur terbang yang diinginkannya jika ada cuaca ekstrem yang membuat mereka harus berhenti sejenak.

Temuan ini digunakan dalam penelitian terbaru di jurnal Science, Kamis (27/01/2022), untuk mengetahui bagaimana sinyal itu digunakan sebagai alat kepulangan mereka ke lokasi penangkaran mereka untuk berkembang biak. Penelitian itu berjudul Magnetic stop signs signal a European songbird’s arrival at the breeding site after migration, oleh tim yang dipimpin Joe Wynn dari Oxford Navigation Group, Department of Zoology, Inggris.

Para peneliti menggunakan data dari 17.799 bunyi burung yang ditandai dari tahun 1940 hingga 2018 untuk menyelidiki bagaimana burung warbler (Acrocephalus scirpaceus) kembali ke sarangnya. Burung jenis pengicau ini berasal dari dataran Eurasia dan bermigrasi ketika kawasan sub-sahara Afrika musim dingin.

Baca Juga: Unik, Burung Kondor California Bisa Berkembang Biak Tanpa Kawin

Para peneliti berhipotesis, jika burung jenis ini menggunakan sinyal dari medan magnet bumi untuk menemukan tempat berkembang biak aslinya, semestinya variasi tahunan dalam medan magnet bumi juga harus tercermin pada burung terhadap penentuan posisi sarangnya.

"Karena medan magnet bumi bergeser sedikit dari tahun ke tahun," tulis mereka dalam makalah. "Karakteristik nilai parameter magnetik dari tempat kelahiran atau perkembangbiakan individu akan ada di lokasi yang berbeda pada tahun berikutnya."

Burung warbler (Acrocephalus scirpaceus). (Radovan Vaclav/Flickr)

"Oleh karena itu, jika burung menggunakan parameter magnetik untuk menentukan lokasi tempat kelahiran atau tempat berkembang biak mereka, kami berharap bahwa perubahan posisi antara tahun akan mencerminkan perubahan tahun ke tahun di lokasi parameter magnetik tertentu."

Diketahui, pada abad ke-18 dan 19, medan magnet di kutub utara bergerak ke timur. Lalu medan magnet berbelok di awal abad ke-20 dan kecepatannya bertambah mencapai 55 kilometer per tahun ke arah Rusia, setelah sebelumnya di utara Kanada.