Hanya 1 dari 4 Kaisar Romawi Mati Karena Penyebab Alami, Mengapa Bisa?

By Sysilia Tanhati, Rabu, 2 Februari 2022 | 08:00 WIB
Menjadi kaisar Romawi bukanlah tugas yang mudah. Hanya satu dari empat kaisar yang meninggal karena penyebab alami. (Peter Janssen/Wikimedia)

Nationalgeographic.co.id—Kekaisaran Romawi merupakan salah satu kekuatan ekonomi, budaya, politik, dan militer paling berpengaruh di dunia pada masanya. Tidak hanya kekaisaran terbesar pada masa Antikuitas Klasik tetapi juga salah satu kekaisaran terluas dalam sejarah dunia.

Bertahan selama kurang lebih 500 tahun, Kekaisaran Romawi diperintah oleh 175 kaisar. Mulai dari Agustus (63 SM-19 M) hingga Konstantinus XI (1405-53). Ini termasuk Kekaisaran Bizantium atau Timur setelah perpecahan pada 395 M.

Namun menjadi kaisar Romawi saat itu bukan tugas mudah. Hanya satu dari empat kaisar yang meninggal dunia karena sebab alami, seperti sakit. Sisanya meninggal dengan kekerasan di medan perang atau di plot istana. Ada yang dibunuh, bunuh diri atau meninggal dalam pertempuran.

Para peneliti di Institut Ilmu Matematika dan Komputer Universitas São Paulo (ICMC-USP) menyelidiki pola matematika yang mendasari pemerintahan kaisar Romawi. Penelitian mereka yang berjudul "Power laws in the Roman Empire: a survival analysis" menunjukkan tentang "hukum kekuasaan."

"Meskipun tampak acak, distribusi kekuatan hukum probabilitas ditemukan di banyak fenomena lain yang terkait dengan sistem yang kompleks. Seperti ukuran kawah bulan, besaran gempa, frekuensi kata dalam teks, nilai pasar perusahaan. Bahkan jumlah 'pengikut' yang dimiliki orang-orang di media sosial," tutur ilmuwan data Francisco Rodrigues, seorang profesor di ICMC-USP dan peneliti utama.

Baca Juga: Menelisik Pelacur di Era Romawi Kuno, Dibayar dengan 'Sepotong Roti'

Semua fenomena yang disebutkan oleh Rodrigues menampilkan pola yang sering disebut sebagai prinsip Pareto atau aturan 80/20. Sederhananya, ini berarti bahwa dalam semua kasus ini, kemungkinan kejadian umum adalah sekitar 80% dan kejadian langka adalah sekitar 20%.

Misalnya, 80% kawah bulan relatif kecil, sedangkan 20% sangat besar. Di media sosial, 80% pengguna memiliki paling banyak beberapa lusin pengikut, sementara 20% memiliki ribuan atau bahkan jutaan. Dalam kasus kaisar Romawi, peristiwa langka itu bukanlah pembunuhan.

"Orang pertama yang mengamati rasio ini adalah ekonom Italia Vilfredo Pareto (1848-1923). Saat mempelajari distribusi kekayaan di Eropa, ia menemukan bahwa 80% properti Italia dimiliki oleh 20% populasinya. Mayoritas memiliki sedikit sumber daya dan minoritas memiliki sebagian besar kekayaan," kata Rodrigues.

Selain aturan 80/20, pola lain dapat dilihat dalam karier kaisar Romawi. Peneliti menganalisis waktu hingga kematian untuk setiap kaisar. Hasilnya adalah risikonya tinggi ketika kaisar naik takhta. Ini mungkin ada hubungannya dengan kesulitan dan tuntutan pekerjaan serta kurangnya keahlian politik kaisar baru. Risikonya kemudian menurun secara sistematis hingga kaisar memerintah selama 13 tahun. Saat itu, naik tajam lagi, menurut Rodrigues.

Penurunan tajam dalam kurva kelangsungan hidup sekitar tahun 13 adalah temuan baru. Para peneliti memberikan beberapa penjelasan yang mungkin untuk titik balik ini.