Pertempuran Hutan Teutoburg, Kekalahan Romawi 'Ditusuk dari Belakang'

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 6 Februari 2022 | 11:00 WIB
Ilustrasi karya Otto Albert Koch yang menggambarkan tentara suku-suku Jermanik mengejar tentara Romawi di pertempuran hutan Teuroburg. (Otto Albert Koch)

Nationalgeographic.co.id - Suku Jermanik yang menempati dataran utara Pegunungan Alpen sangat terpecah-pecah pada masa kejayaan Romawi di sisi selatan. Hal ini memudahkan bagi Kekaisaran Romawi untuk menguasai mereka dengan beberapa di antaranya menjadi sekutu, yang lainnya dijadikan musuh, dan ada juga yang memilih netral.

Kekuasaan Romawi pun maju mencapai sungai Rhine dan Elbe, lalu menamainya sebagai provinsi Germania, berkat kelihaiannya Tiberius (42 SM-37 M) yang kelak menjadi kaisar. Pada tahun 6 Masehi, Publius Quinstilius Varus ditunjuk menjadi gubernur untuk memastikan perbatasan itu aman dan terkendali.

Sejarawan perang Rupert Butler bersama rekan-rekan di Perang yang Mengubah Sejarah, Buku Pertama: dari Pertempuran Megiddo (1457 SM) hingga Bleinhem (1704) menulis, menjaga perbatasan dari suku Jermanik yang menjadi musuh Romawi sebenarnya mudah.

Baca Juga: Celana dan Sepatu Bot, Simbol Barbarisme di Zaman Romawi Kuno

"Kuncinya adalah kerja sama dengan suku-suku lokal seperti Cherusci, yang dapat mengerahkan sejumlah besar orang yang mampu bertempur," tulis mereka.

"Sementara pemberontakan dan oposisi lokal dapat ditindas dengan mudah, sangat penting agar Varus membangun suatu hubungan jangka panjang dengan para ketua suku, mengadu domba mereka dan perlahan-lahan membangun suatu 'ketertiban alami' di perbatasan."

Namun, dibandingkan menjaga keharmonisan dengan sekutunya, Varus justru mengambil kebijakan pajak yang berat sehingga membuat kemarahan suku-suku Jermanik. Varus dinilai sangat angkuh membuat suku-suku Jerman memberontak, dan kebijakan itu mencoreng kebudayaan Jermanik.

Musim panas 9 Masehi, Varus dengan sekutunya masih terus-terusan mengurus pemberontakan suku-suku Jermanik. Pemberontakan ini justru menjadi operasi militer yang membuat orang-orang Jermanik jengah dengan kelakuan Varus. 

Baca Juga: Lapis Niger dari Romawi, Tempat Suci Misterius yang Dilupakan

Arminius dari Cherusci akhirnya memutuskan untuk menyingkirkan orang Romawi dari perbatasan. Walau nampak sikap demikian, Varus masih mengabaikan kemungkinan suku itu akan melawan dan masih menganggapnya sebagai sekutu dekat, sehingga tidak ada persiapan.

"Dia (Varus) bergantung pada pemandu dan pengintai dari suku Cherusci [untuk memantau suku Jermanik musuh] dan tidak berusaha menjaga dirinya dari kemungkinan pembelotan," terang Butler dkk.

Selanjutnya, Varus mendekati perkemahan musim dinginnya ketika operasi militer hampir berakhir. Pasukan Romawi dan Cherusci berjalan masuk ke dalam hutan Teutoburg yang lebat seperti hujan yang dihadapi mereka saat itu. Akibatnya, mereka harus bersusah payah untuk mempertahankan formasinya yang diikuti dengan banyak prajurit yang tersesat dan tepencar.