Nationalgeographic.co.id—Selama bertahun-tahun diyakini secara luas bahwa Kaisar Romawi Tiberius, yang memerintah dari tahun 14 hingga 37 Masehi, memiliki vila musim panas di sepanjang pantai antara Roma dan Napoli. Namun baru pada tahun 1957 vila itu ditemukan dan lokasinya ada di Sperlonga.
Nama vila itu adalah Vila di Tiberio atau Vila Tiberius. Vila ini adalah reruntuhan kompleks vila Romawi yang terletak di wilayah yang kini menjadi bagian dari kota Sperlonga di provinsi Latina di pantai barat Italia.
Nama Sperlonga sendiri berasal dari kata "Spelunca". Dalam bahasa Latin kata itu memiliki arti gua. Sebuah gua di kota itu memang merupakan tempat sebuah vila Republik Romawi pertama kali dibangun antara tahun 30 dan 20 Sebelum Masehi.
Selama masa pemerintahan Kaisar Tiberius (14 hingga 37 Masehi), vila di dalam gua itu diperluas untuk dijadikan tempat peristirahatan pesisir bagi Kaisar untuk melepas lelah dari tugasnya di Roma. Perluasan vila yang dilakukan termasuk membangun peristyle, bagian arsitektur yang dikelilingi oleh berbagai ruangan, gimnasium, pemandian Romawi, teras, tambatan pribadi, dan beberapa kolam yang dialiri oleh mata air alami dan air asin dari danau pesisir.
Baca Juga: Hanya 1 dari 4 Kaisar Romawi Mati Karena Penyebab Alami, Mengapa Bisa?
Vila itu kerap menyelenggarakan pesta makan malam yang meriah. Pusat vila adalah gua alam besar yang berisi kolam persegi panjang dan melingkar, dihiasi dengan lantai opus sectile berwarna, stalaktit dan kerak buatan, patung-patung yang disebut patung Sperlonga, dan triclinium (ruang makan dengan sofa) yang berpusat di sebuah pulau di mulut gua tersebut.
Patung-patung besar yang menggambarkan komposisi mitologis sering dapat ditemukan di vila yang dimiliki oleh keluarga kekaisaran itu. Patung-patung itu telah populer selama masa dinasti Julio-Claudian.
Dalam gua Sperlonga itu tergambar adegan-adegan yang berasal dari literatur Helenistik Yunani tentang Homer dan Virgil yang menunjukkan empat episode perjalanan Odysseus. Mulai dari gambar adegan Odysseus dan raksasa Cyclops Polyphemus, pertemuan Odysseus dengan monster laut Scylla, percobaan Odysseus selama Perang Troya, dan Odysseus mencuri Palladion (patung Athena) dari Diomedes.
Menurut sejarawan Romawi Tacitus, pada tahun 26 Masehi ada insiden di gua tersebut. Atap gua itu runtuh saat Tiberius sedang makan di dalam bersama teman dan orang kepercayaannya Sejanus.
"Mereka sedang makan di sebuah rumah pedesaan yang disebut gua itu, di antara teluk Amuclæ dan perbukitan Fundi, di sebuah gua alami. Batu-batu di pintu masuknya tiba-tiba jatuh dan menimpa beberapa orang yang hadir; kemudian kepanikan melanda seluruh tamu," tulis Tacitus mendokumentasikan peristiwa tersebut sebagaimana dilansir Heritage Daily.
"Sejanus melindungi kaisar, dan dengan lutut, wajah, dan tangan menghadapi batu-batu yang jatuh; dan ditemukan dalam sikap ini oleh para prajurit yang datang untuk menyelamatkan mereka."
Baca Juga: Lapis Niger dari Romawi, Tempat Suci Misterius yang Dilupakan
Setelah kecelakaan itu, Tiberius mengundurkan diri ke Capri dan menghabiskan sisa tahun-tahunnya untuk melepas administrasi kekaisaran. Dia memercayai Sejanus dan Naevius Sutorius Macro untuk mengawasi urusan Kekaisaran.
Namun sayangnya, kedua pria itu malah berkomplot melawan Tiberius. Atas percobaan kudeta itulah, kedua pria tersebut kemudian dihukum dan dieksekusi mati oleh pemerintahan Tiberius.