Sains Terbaru: Ternyata Ada 'Pesta Seks' Bakteri di Usus Kita

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 4 Februari 2022 | 16:00 WIB
Kedua bakteri di perut kita ini terhubung berkat pilus. Pilus ini membuat mereka bisa 'berhubungan seks' agar bisa membagikan vitamin B12. (University of California Riverside)

Nationalgeographic.co.id—Ibarat apartemen berjalan, tubuh kita adalah tempat tinggal bagi banyak makhluk mikroskopis yang bermanfaat dan merugikan kita. Tak hanya di bagian luar tubuh, mereka juga ada di dalam tubuh kita termasuk usus.

Rupanya, sebuah studi terbaru yang dilakukan tim peneliti dari University of Illionois dan University of California Reiverside, AS, menemukan ada 'pesta seks' yang dilakukan saluran pencernaan kita satu sama lain secara teratur. Makalah itu dipublikasikan para peneliti di jurnal Cell Reports Desember 2021.

Memang, bakteri tidak punya alat kelamin seperti mamalia (kita) untuk berhubungan seks. Tetapi secara teknis, menuerut Rosemary Redfield dari University of British Columbia di Nature Reviews Genetics (2001), 'seks' mengacu pada proses segala hal yang berhubungan dengan bertukar materi genetik dalam ilmu biologi.

Pada 1950an, pemahaman bakteri melakukan 'seks' dicetuskan oleh Esther Lederberg bersama suaminya, Joshua Lederberg, dan koleganya. Mereka mendapati bahwa bakteri bisa bertukar gen yang dikenal sebagai konjugasi, atau seks yang aneh karena sepenuhnya terpisah dari reproduksi. Pengetahuan ini membuat Joshua Lederberg pada 1958 mendapatkan Hadiah Nobel di bidang kedokteran.

Dan, apa yang mikroba lakukan di usus kita ini adalah bertukar rahasia tentang cara bertahan hidup dengan dosis antibiotik yang mematikan. Para peneliti di makalah terbaru mengungkapkan, seks yang dilakukan para bakteri adalah 'penyatuyan sementara dengan bakteri lain di usus kita. Dengan cara ini mereka bisa mentransfer gennya ke bakteri lain, bahkan bisa pada antar spesies berbeda.

Untuk melakukkannya, mikroba harus menjulurkan tabung yang disebut pilus dan menempelkan dirinya pada mikroba lain dan menembakkan paket DNA yang dapat dipindahkan yang disebut elemen gentik mobile ketika sudah siap.

Baca Juga: Hasil Studi: Tubuh Gunakan Simpanan Lemak untuk Melawan Infeksi

Cara para peneliti menemukan temuan ini adalah dengan mengidentifikasi gen apa yang sebenarnya dibagikan ketika bakteri berprilaku demikian. Pengamatan dilakukan di antara filum mikroba usus Bacteroidetes yang terdiri dari 80 persen dari mikorbioma manusia dan berperan penting di pencernaan.

"Molekul besar dan panjang dari ubi jalar, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran, akan melewati tubuh kita sepenuhnya tanpa bakteri ini," jelas mikrobiolog Patric Degnan, anggota peneliti dari University of California Riverside di rilis pers. "Mereka memecahnya sehingga kita bisa mendapatkan energi darinya."

Walau mereka berkoloni di usus manusia dan punya peran penting tetapi mikroba ini haruys bersaing untuk sumber daya yang terbatas di usus besar, jelasnya. Sumber daya itu termasuk vitamin B12 dan senyawa sejenisnya yang membantu menambah daya metabolisme bakteri dan sintesis protein.

Proses 'hubungan seksual' bakteri yang ada di perut kita. (Katie A Frye et al./Cell)

Mayoritas mikorba di usus tidak punya kemampuan untuk sintesis senyawa ini sendirian, sehingga harus menyerap apa yang mereka dapat dari lingkungan mereka. Agar efektif, mereka menyiapkan gen untuk sistem transportasi vitamin B12 yang efisien.

Baik di cawan petri (wadah mika untuk mengamati mikrobiologis) maupun dalam pemodelan tikus hidup, para peneliti telah mengidentifikasi terdapat pengangkut vitamin B12 yang dibagikan melalui seks bakteri ini.

"Kami senang dengan penelitian ini karena menunjukkan bahwa proses ini tidak hanya untuk resistensi antibiotik," kata Degnan.

"Pertukaran gen horizontal di antara mikroba kemungkinan digunakan untuk segala hal yang meningkatkan kemampuan mereka untuk bertahan hidup, termasuk berbagi [gen untuk pengangkutan] vitamin B12."

Mereka mendapati dua mikroba usus di cawan itu terhubung, antara yang bisa menistesis sistem transportasi B12 dan yang bisa. Polus menjembatani keduanya, dan bakteri 'penerima membongkar muatannya yang berharga.

Menariknya, ujar Degnan, mereka mendapati putaran sekunder transfer gen antara Bacteroidetes dari spesies yang sama, terjadi sedikit lebih cepat dari putaran pertama dari hubungan dua spesies berbeda. Temuan ini terkesan adanya 'penghalang spesies' dalam hubungan seks bakteri.

Walau penghalang itu tidak seerti yang kita lihat pada mamalia, ketika suatu spesies cuma dapat bereproduksi dengan spesies lain dari jenisnya, tampaknya merkea tidak terlalu pilih-pilih perkara pasangan kita. Hubungan inilah yang membuat perut kita bisa bekerja optimal.

"Seolah-olah dua manusia berhubungan seks, dan sekarang mereka berdua memiliki rambut merah," ujar Degnan.

Baca Juga: Daging Merah Tingkatkan Penyakit Jantung Melalui Bakteri Usus