Kearifan Warga dalam Memuliakan Dua Sendang Keramat di Salatiga

By Ratu Haiu Dianee, Sabtu, 12 Februari 2022 | 07:00 WIB
Sendang Ki Godong mPlati dan Nyi Godong mPlati di Desa Tetep Randuacir Salatiga. Desa Tetep Randuacir Salatiga memiliki tradisi Sendang, yang harus dilakukan sebelum penduduk desa merayakan suatu acara. (Ratu Haiu Dianee)

Nationalgeographic.co.id—Sendang merupakan kolam yang di dalamnya terdapat sumber mata air. Air sendangnya jernih dan selalu mengalir. Biasanya, sendang digunakan untuk mandi, mecuci pakaian, dan menjadi sumber air bagi masyarakat setempat.

Masyarakat Desa Tetep, Salatiga, menjadikan sendang sebagai tempat yang disakralkan dan dihormati. Terdapat dua sendang di desa ini yang digunakan untuk tempat pelaksanaan tradisi atau upacara adat. Kedua sendang tersebut diyakini masyarakat Desa Tetep sebagai tempat yang dijaga oleh roh leluhur mereka.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Aida Fitriyani, Tri Widiarto, dan Sunardi dari Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana pada jurnal yang dipublish oleh Jurnal Agastya, bahwa sendang yang dikenal dengan sebutan Ki Godong mPlati dan Nyi Godong mPlati merupakan sendang pertama yang dipercaya ditunggu oleh sepasang suami istri. Selain itu sendang ini melambangkan sebagai siwur atau gayung yang dikelilingi pohon beringin dekat sungai.

Sendang kedua yang dikenal masyarakat Desa Tetep dengan sebutan sendang Ki Gambreng, merupakan sendang yang dipercaya jika sendang ini ditunggu oleh sesepuh dan dilambangkan sebagai bak atau tempat penampungan air yang dikelilingi pohon bambu dan letaknya dekat dengan sungai.

Kedua sendang tersebut dijadikan masyarakat Desa Tetep sebagai tempat penyelenggaraan tradisi. Menurut riset, tradisi ini disebut dengan tradisi Sendang Ki Godong mPlati, Nyi Godong mPlati, dan Ki Gambreng, yang mana tradisi ini mengandung nilai-nilai karakter sosial-religius pada masyarakat Desa Tetep.

Tradisi Sendang Ki Godong mPlati, Nyi Godong mPlati, dan Ki Gambreng

Tradisi Sendang Ki Godong mPlati, Nyi Godong mPlati, dan Ki Gambreng ini merupakan adat dan kebudayaan yang diwariskan secara turun menurun oleh penduduk Desa Tetep.

“Tradisi ini dilakukan sewaktu-waktu tanpa ada tanggal atau bulan yang tetap. Tradisi ini dilaksanakan setiap adanya hajat atau acara masyarakat misalnya pernikahan, syukuran, dan khitanan. Tradisi Sendang Ki Godong mPlati, Nyi Godong mPlati, dan Ki Gambreng tidak luput dari leluhur,” tulis Aida pada risetnya.  

Masyarakat Desa Tetep sampai sekarang masih percaya dengan kepercayaan anismisme dan dinamisme. Dimana, dulunya penduduk Tetep percaya bahwa pohon beringin dan sumber air dari sendang adalah sumber kehidupan dan mengandung sumber magis. Hal ini membuat penduduk setempat menghargai tempat tersebut dengan memberikan sesajen saat diadakannya sebuah acara.

Tradisi Sendang Ki Godong mPlati, Nyi Godong mPlati, dan Ki Gambreng ini dilakukan untuk melestarikan budaya dan tradisi, mendapatkan keselamatan, kelancaran saat acara berlangsung, dan mempererat tali persaudaraan dalam menjalin kerukunan antarwarga.

Baca Juga: Selidik Makna Prasasti Plumpungan Berusia Lebih dari Seribu Tahun

Dalam pelaksanaan tradisi ini, penduduk Tetep saling gotong royong untuk menyiapkan keperluan tradisi ini. Pada saat tradisi Sendang Ki Godong mPlati, Nyi Godong mPlati, dan Ki Gambreng dimulai, juru kunci sendang akan menata sesajen dan mulai berdoa.