Kebiri Menjadi Jalan Pintas Menuju Ketenaran bagi Penyanyi Opera

By Sysilia Tanhati, Selasa, 8 Februari 2022 | 09:00 WIB
Bagi sebagian orang, kebiri menjadi jalan pintas untuk mencapai ketenaran. (Sconosciuto/Wikipedia)

Setelah pengebirian, anak laki-laki biasanya dikirim ke sekolah musik untuk pelatihan intensif. Harapannya, mereka nantinya akan menjadi penyanyi opera yang sukses. Dengan pelatihan seperti itu, mereka akan mengembangkan kapasitas napas yang solid dan kekuatan paru-paru.

Dengan rentang vokal yang tinggi, anak laki-laki biasanya menunjukkan suara yang berbeda, fleksibel dan seperti anak kecil. Jangkauan vokal castrato lebih tinggi daripada laki-laki dewasa yang tidak dikebiri.

Castrato biasanya memiliki laring dan pita suara yang lebih kecil, ukurannya hampir sama dengan penyanyi sopran wanita.

Seorang castrato memiliki bahu yang sempit, tungkai yang panjang, banyak rambut, kulit pucat dan pinggul yang bulat.

Baca Juga: Mengapa Bohemian Rhapsody Menjadi Lagu Terbaik yang Pernah Ditulis?

Meski ini merupakan jalan pintas menuju ketenaran bagi sebagian orang, tidak semua berhasil. Pengebirian memiliki banyak kelemahan. Dalam beberapa kasus, anak laki-laki bisa mati kehabisan darah setelah dikebiri. Sedangkan yang tetap hidup, hilangnya testosteron menimbulkan efek samping yang tidak biasa. Misalnya pertumbuhan yang tidak normal, penampilan fisik yang aneh, dan tampilan menyimpang yang bukan feminin atau maskulin.

Anak laki-laki juga harus menghadapi stigma yang menyertainya. Selain harus hidup dengan tubuh yang cacat, mereka tidak dapat memiliki kehidupan seks yang normal.

Selama abad ke-17 dan ke-18, castrati menjadi bintang panggung opera. Mereka menyanyikan bagian laki-laki dan wanita selama lebih dari 200 tahun.

Sama seperti penyanyi terkenal di zaman modern, castrati tampil di gedung opera dari Madrid hingga Moskow. Mereka mendapatkan bayaran yang fantastis untuk setiap penampilan.

Salah satunya, Francesco Bernadi menjadi cukup populer dengan penampilannya di Handel. Castrato lain, Farinelli, menjadi terkenal beberapa saat kemudian. Keduanya dikenal memiliki kontrol napas yang luar biasa, suara sopran yang termodulasi dengan baik, dan intonasi sempurna.

Suara Farinelli bahkan berkisar lebih dari tiga oktaf. Dia bahkan pernah diminta tampil untuk Ratu Elisabetta Farnese dari Spanyol. Pertunjukkan Farinelli dilakukan untuk menyembuhkan depresi suami sang Ratu.

Alessandro Moreschi, juga dikenal sebagai "Malaikat Roma", merupakan castrato terakhir. Ia memiliki suara sopran yang mengesankan dan sangat populer. Penggemarnya memberinya julukan "Eviva il Coltello", yang berarti pisau yang panjang umur.