Wow, Bahan Ini Lebih Kuat dari Baja tapi Ringan seperti Plastik!

By Wawan Setiawan, Kamis, 10 Februari 2022 | 17:00 WIB
Bahan baru ini adalah polimer dua dimensi yang dapat dirakit sendiri menjadi lembaran dan dapat digunakan sebagai lapisan yang ringan dan tahan lama untuk suku cadang mobil atau ponsel, atau sebagai bahan bangunan untuk jembatan atau struktur lainnya. (Christine Daniloff, MIT)

Para peneliti menemukan bahwa modulus elastisitas material baru, atau ukuran seberapa besar kekuatan yang diperlukan untuk merusak material, adalah antara empat dan enam kali lebih besar daripada kaca antipeluru. Mereka juga menemukan bahwa kekuatan luluhnya, atau seberapa besar gaya yang diperlukan untuk mematahkan material, adalah dua kali lipat dari baja, meskipun material tersebut hanya memiliki sekitar seperenam densitas baja.

Fitur kunci lain dari 2DPA-1 adalah kedap gas. Sementara polimer lain dibuat dari rantai melingkar dengan celah yang memungkinkan gas meresap, bahan baru ini dibuat dari monomer yang saling mengunci seperti LEGO, dan molekul tidak bisa masuk di antara mereka.

Melansir Tech Explorist, Matthew Tirrell, dekan dari Pritzker School of Molecular Engineering di University of Chicago, mengatakan, "Teknik baru ini mewujudkan beberapa kimia yang sangat kreatif untuk membuat polimer 2D yang terikat ini. Aspek penting dari polimer baru ini adalah bahwa mereka siap diproses dalam larutan, yang akan memfasilitasi banyak aplikasi baru di mana rasio kekuatan terhadap berat yang tinggi penting, seperti komposit baru atau bahan penghalang difusi.”

"Ini memungkinkan kami untuk membuat lapisan ultra tipis yang benar-benar dapat mencegah air atau gas masuk," kata Strano. "Lapisan penghalang semacam ini dapat digunakan untuk melindungi logam di mobil dan kendaraan lain, atau struktur baja." pungkasnya.

Strano dan murid-muridnya sekarang mempelajari lebih detail bagaimana polimer khusus ini dapat membentuk lembaran 2D, dan mereka bereksperimen dengan mengubah susunan molekulnya untuk membuat jenis bahan baru lainnya.

Baca Juga: Lawan Pemanasan Global, Para Peneliti Kembangkan Teknologi Baru