Singkap Fakta Letusan Merapi, Alasan Mpu Sindok Memindahkan Mataram

By Galih Pranata, Selasa, 15 Februari 2022 | 13:00 WIB
Merapi, Erupsi Kala Malam, karya Raden Saleh pada 1865. (Raden Saleh/National Gallery Singapore)

"Aktivitas tektonik ini diikuti dengan terjadinya longsoran Merapi dan letusan besar yang produk letusannya diperkirakan menutup candi-candi tersebut, merusak Kerajaan Mataram Hindu Kuno di Jawa Tengah, dan membendung aliran Kali Progo," terusnya.

Mpu Sindok merupakan raja terakhir dari Dinasti Sanjaya yang memerintah Kerajaan Mataram di Jawa Tengah, kemudian mendirikan (sebagian menyebut 'memindahkan') kerajaan di Jawa Timur bernama Medang dengan ibukota kerajaannya adalah Watugaluh, di tepi Sungai Brantas.

Berkaitan dengan pernyataan Labberton tentang pralaya yang berhubungan dengan kejadian vulkanik, terdapat prasasti yang menyebutkan tentang letusan gunung api, yaitu Prasasti Rukam.

"Dalam prasasti tersebut dikatakan bahwa Desa Rukam telah rusak akibat letusan gunung api. Namun tidak disebutkan asal letusan gunung tersebut," ungkapnya.

Bukti lain yang mendukung: ditemukannya keramik dalam endapan vulkanik di sisi barat daya Candi Borobudur. Keramik ini berasal dari Dinasti Tang dan temuan koin serta pecahan keramik dari Dinasti Song abad 10-13 M.

Namun, terjadi kontestasi sumber dalam riset Andreastuti bersama timnya. Sumber-sumber tidak pernah merujuk dan menunjuk secara tepat bahwa tahun 1006 M telah terjadi letusan dahsyat dari Gunung Merapi.

Melalui penelusuran geologis, Merapi diperkirakan meletus sebelum tahun 1006 M. Bahkan, Mpu Sindok telah memindahkan kekuasaan Mataram menjadi Medang di Jawa Timur, sekitar tahun 929 sampai 948 M, sebelum tahun 1006 M.

Supriati Dwi Andreastuti bersama Chris Newhall dan Joko Dwiyanto menyimpulkan, bahwa pemindahan mungkin saja terjadi akibat Merapi, namun itu terjadi sebelum tahun 1006 M, dan tidak pernah terjadi ledakan vulkanik pada tahun tersebut.

Baca Juga: Kesaksian Prajurit Mataram Juluki Batavia Sebagai 'Kota Tahi'