Studi Baru Penggunaan 'Magic Mushroom' dalam Pengobatan untuk Depresi

By Maria Gabrielle, Sabtu, 19 Februari 2022 | 12:00 WIB
Ilustrasi orang sedang depresi. (Pixabay)

Nationalgeographic.co.id - Para peneliti dari Johns Hopkins Medicine di Baltimore, Amerika Serikat, kembali melakukan penelitian terkait pengobatan depresi. Sebelumnya, mereka mendapati bahwa pengobatan psikedelik dengan psilocybin dapat meredakan gangguan depresi pada orang dewasa hingga satu bulan.

Dilansir dari Scitechdaily, para peneliti menemukan efek pengobatan psikedelik (obat psikotropika) menggunakan psilocybin serta psikoterapi dapat bertahan hingga satu tahun lamanya untuk beberapa pasien. Studi ini telah dipublikasikan pada laman Journal of Psychopharmacology dengan judul "Efficacy and safety of psilocybin-assisted treatment for major depressive disorder" pada 15 Februari 2022.

“Temuan kami menambah bukti bahwa, di bawah kondisi yang dikontrol dengan hati-hati, ini adalah pendekatan terapeutik yang menjanjikan yang dapat mengarah pada perbaikan depresi yang signifikan dan tahan lama,” kata Natalie Gukasyan yang merupakan asisten profesor psikiatri dan ilmu perilaku di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.

Natalie memperingatkan bagaimanapun hasil dari penelitian ini masih dalam konteks penelitian dan memerlukan cukup banyak persiapan dan dukungan terstruktur dari dokter dan terapis terlatih. Dia juga menekankan orang-orang tidak boleh mencobanya tanpa pengawasan.

Penelitian yang melibatkan obat-obatan psikotropika telah berkembang selama 20 tahun terakhir. Psilocybin sendiri terkandung dalam magic mushroom. Institut Penyalahgunaan Narkoba Nasional Amerika Serikat atau NIDA menjelaskan psilocybin dapat menghasilkan perubahan persepsi, mengubah kesadaran, pikiran, dan perasaan seseorang terhadap lingkungan.

Baca Juga: Benarkah Ganja Bantu Sembuhkan Penyakit Alzheimer? Ini Kata Ahli

Sejauh ini pengobatan dengan psilocybin telah menunjukkan harapan, meskipun sebatas penelitian untuk mengobati berbagai gangguan kesehatan mental dan kecanduan. Dalam penelitian ini para peneliti melibatkan 27 peserta yang rata-rata berusia 40 tahun dengan riwayat depresi jangka panjang.

Sebagian besar telah mengalami gejala depresi selama kurang lebih dua tahun sebelum terlibat dalam penelitian ini. Sebanyak 88 persen peserta sebelumnya telah diobati dengan obat antidepresan standar sedangkan 58 persen dilaporkan sedang menggunakan antidepresan mereka saat ini.

Penampakan magic mushroom. (Alcohol and Drug Foundation)

Semua peserta diacak menjadi dua kelompok setelah skrining. Satu kelompok menerima pengobatan dengan segera, sedangkan kelompok lain menerima pengobatan setelah masa tunggu selama dua bulan. Pada saat pengobatan semua peserta diberikan enam hingga delapan jam untuk bersiap dengan dua fasilitator pengobatan, setelah itu peserta diberikan psilocybin sebanyak dua dosis.

Para peserta kembali untuk pemeriksaan tindak lanjut satu hari dan satu minggu setelah setiap sesi, kemudian pada satu, tiga, enam, dan 12 bulan setelah sesi kedua. Diketahui 24 peserta menyelesaikan sesi psilocybin dan semua kunjungan pemeriksaan tindak lanjut.

Peneliti melaporkan bahwa pengobatan psilocybin pada kedua kelompok menghasilkan penurunan besar dalam depresi. Hasil penelitian mengungkapkan tingkat keparahan depresi tetap rendah dalam satu, tiga, enam, dan hingga 12 bulan setelah pengobatan.

Baca Juga: Perawatan Berbasis Komputer dan Gawai Kurangi Gejala Depresi

Gejala depresi diukur sebelum dan sesudah pengobatan menggunakan GRID-Hamilton Depression Rating Scale, alat penilaian depresi standar, di mana skor 24 atau lebih menunjukkan depresi berat, 17-23 depresi sedang, 8-16 depresi ringan, dan 7 atau  kurang tidak ada depresi. 

Untuk sebagian besar peserta, skor untuk pengobatan keseluruhan menurun dari 22,8 pada sebelum perawatan menjadi 8,7 pada satu minggu, 8,9 pada empat minggu, 9,3 pada tiga bulan, 7 pada enam bulan, dan 7,7 pada 12 bulan setelah pengobatan. Peserta memiliki tingkat respons yang stabil terhadap pengobatan dan remisi gejala selama masa tindak lanjut, dengan respons 75 persen dan remisi 58 persen pada 12 bulan.

Psilocybin tidak hanya menghasilkan efek langsung yang signifikan, tetapi juga memiliki durasi yang lama. Hal ini menunjukkan bahwa psilocybin mungkin merupakan pengobatan baru yang unik dan berguna untuk depresi,” kata Roland Griffiths, profesor di Neuropsychopharmacology of Consciousness di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.

Roland juga menjelaskan apabila psilocybin dibandingkan dengan antidepresan standar yang harus dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Obat ini memiliki potensi untuk meredakan gejala depresi hanya dalam satu atau dua perawatan. Para peneliti menekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi kemungkinan bahwa kemanjuran pengobatan psilocybin mungkin jauh lebih lama dari 12 bulan.