Benarkah Putri Tsar Nicholas II Ini Berhasil Kabur dari Eksekusi?

By Sysilia Tanhati, Jumat, 18 Februari 2022 | 09:00 WIB
Kekayaan Romanov yang tersebar membuat orang berlomba-lomba mengaku sebagai Anastasia. Menurut desas-desus, putri tsar ini berhasil kabur dari eksekusi. (Boissonnas et Eggler/Library of Congress)

Nationalgeographic.co.id—6 Februari 1928, Anastasia Tschaikovsky, wanita yang mengaku sebagai putri bungsu Tsar Nicholas II, tiba di New York. Pada sebuah konferensi pers, ia menjelaskan tujuannya mengunjungi tempat itu yaitu untuk memperbaiki rahangnya.  

“Rahang saya rusak karena tentara Bolshevik saat melarikan diri dari eksekusi di Ekaterinburg pada Juli 1918,” tuturnya. Di New York, Tschaikovsky disambut oleh Gleb Botkin. Ia adalah putra dari dokter keluarga Romanov. Ayahnya juga turut dieksekusi bersama tsar dan keluarganya.

Botkin memanggilnya "Yang Mulia". Tanpa ragu ia menyatakan bahwa Tschaikovsky adalah Grand Duchess Anastasia yang pernah bermain dengannya saat kecil.

Antara tahun 1918 dan 1928, lebih dari setengah lusin wanita mengaku sebagai putri tsar yang kabur dari eksekusi. Ini membuat para wartawan Amerika menjadi skeptis terhadap klaim Tschaikovsky.

Meski demikian, dia diperlakukan sebagai selebriti selama tinggal di New York. Tschaikovsky kerap mengadakan pesta bersama sosialita dan tinggal di hotel mewah yang layak untuk pewaris Romanov. Ia menggunakan nama Anna Anderson saat menginap di hotel, yang kemudian menjadi nama permanennya.

Desas-desus tentang putri yang berhasil kabur dari eksekusi

Setelah eksekusi bengis, Bolshevik melaporkan bahwa hanya Nicholas yang dieksekusi. Istri dan anak-anaknya dipindahkan ke lokasi yang aman. Belakangan, penyelidik Rusia melaporkan bahwa seluruh keluarga tewas dalam eksekusi.

Pada saat yang sama, desas-desus tentang Anastasia Romanov yang berhasil kabur menyebar ke seluruh Eropa. Tentu saja ini menarik banyak orang untuk mengaku sebagai seorang Romanov. Mereka berharap bisa mendapatkan kekayaan Romanov yang disimpan di bank-bank Eropa. Namun penipuan itu dapat dengan cepat terungkap.

Pada tahun 1920, seorang wanita muda yang melakukan percobaan bunuh diri ditarik dari Terusan Landwehr di Berlin. Menolak untuk memberi tahu pihak berwenang tentang identitasnya, ia pun dibawa ke suaka Dalldorf. Tinggal di sana tanpa nama sampai tahun 1922, wanita itu tiba-tiba mengumumkan bahwa ia adalah Grand Duchess Anastasia.

Pada saat itu, Eropa dipenuhi dengan orang-orang buangan Rusia yang melarikan diri dari Revolusi Bolshevik. Sejumlah tsar yang simpatik bergegas membantu wanita muda yang pandai berbicara dan cukup cantik ini. Sekilas, ia memang tampak seperti Anastasia yang hilang. Di tubuhnya terdapat bekas luka yang tidak sedap dipandang. Konon katanya, ini akibat dari pisau Bolshevik.

Namun bagaimana ia berhasil lolos dari eksekusi dan hidup? Seorang tentara Bolshevik menemukannya hidup kemudian membantunya. Ia akhirnya melarikan diri ke Barat dan mengaku sebagai Anastasia Tschaikovsky.

Selama beberapa tahun berikutnya, rombongan emigran Rusia tumbuh. Hubungan Tschaikovsky  dengan Gleb Botkin menjadi sangat dekat. Selama waktu ini, banyak kerabat dan kenalan Romanov mewawancarainya. Sebagian besar dari mereka terkesan dengan kemiripannya dengan Anastasia. Ia juga memiliki pengetahuan tentang detail kehidupan keluarga Romanov.

Namun, yang lain menjadi skeptis ketika ia gagal mengingat peristiwa penting dalam kehidupan Anastasia muda. Ia juga tidak menguasai bahasa Inggris, Prancis, dan Rusia, berbeda dengan Anastasia muda.

Banyak yang mempercayai dan membelanya mesti tidak konsisten. Ini akibat penyakit mental yang berulang, tutur mereka. Para pendukungnya memulai perjuangan panjang untuk memenangkan pengakuan hukumnya sebagai Anastasia. Selain akses ke seluruh harta Romanov, pengakuan ini akan membuatnya menjadi pion politik untuk menggulingkan pemimpin komunis Rusia.

Grand Duke of Hesse, saudara laki-laki Alexandra dan paman Anastasia, menjadi salah satu penentang upaya Tschaikovsky. Ia menyewa seorang detektif swasta untuk menentukan identitas asli Anastasia Tschaikovsky.

Baca Juga: Mengapa Tidak Ada yang Menyelamatkan Tsar Nicholas II dari Eksekusi?

Baca Juga: Setelah 61 Tahun, Pemakaman Sadis Tsar Nicholas II Akhirnya Terungkap

Penyelidik mengumumkan bahwa wanita itu sebenarnya Franziska Schanzkowska, seorang pekerja pabrik Polandia-Jerman dari Pomerania yang menghilang tahun 1920. Schanzkowska memiliki sejarah ketidakstabilan mental dan terluka dalam ledakan pabrik pada tahun 1916. Ledakan inilah yang kemudian meninggalkan bekas luka. Temuan ini diterbitkan di surat kabar Jerman tetapi tidak terbukti secara definitif.

Wanita yang kemudian dikenal sebagai Anna Anderson melanjutkan perjuangannya untuk mendapatkan pengakuan. Tetapi ia kalah dalam beberapa kasus pengadilan selama beberapa dekade.

Pada tahun 1968, Anne Anderson menikah dengan seorang profesor sejarah Amerika, J.E. Manahan. Ia menjalani tahun-tahun terakhirnya di Charlottesville, Virginia. Pada tahun 1970, ia mengalami kekalahan terakhirnya di persidangan. Anna Anderson Manahan meninggal pada tahun 1984.

Pengujian DNA jasad keluarga Romanov

Pada tahun 1991, penyelidik amatir Rusia menemukan situs pemakaman Romanov. Pihak berwenang Rusia mengambil alih dan menggali sisa-sisa jasad yang ada di situs tersebut. Para ilmuwan mempelajari tengkorak, mengeklaim bahwa Anastasia termasuk di antara yang ditemukan. Untuk membuktikan bahwa jasad-jasad tersebut adalah milik Romanov, Rusia meminta bantuan para ahli DNA Inggris.

Pertama, seorang ayah dan ibu diidentifikasi, bersama dengan tiga anak perempuan. sisanya kemungkinan adalah para pelayan. Alexei dan satu putri hilang.

Untuk membuktikan identitas Alexandra dan anak-anaknya, para ilmuwan mengambil darah dari Pangeran Philip, suami dari Ratu Elizabeth II. Ia merupakan cucu keponakan Alexandra. Karena memiliki nenek moyang ibu yang sama, mereka semua akan berbagi DNA mitokondria. Perbandingan antara mtDNA dalam darah Philip dan jasad keluarga itu positif, membuktikan mereka sebagai Romanov. Untuk membuktikan identitas tsar, jasad Grand Duke George, saudara Nicholas, digali. Perbandingan mtDNA mereka membuktikan hubungan mereka.

Benarkah Anna Anderson adalah Anastasia Romanov?

Seorang putri Romanov hilang dari situs pemakaman. Mungkinkah Anastasia lolos dan muncul kembali sebagai Anna Anderson? Pada tahun 1994, ilmuwan Amerika dan Inggris berusaha menjawab pertanyaan. Menggunakan sampel jaringan Anderson, tim Inggris membandingkan mtDNA-nya dengan Romanov. Secara bersamaan, tim Amerika membandingkan mtDNA yang ditemukan di sehelai rambutnya. Kedua tim sampai pada kesimpulan yang sama: Anna Anderson bukan seorang Romanov.

Kemudian, para ilmuwan mebandingkan mtDNA Anna Anderson dengan Karl Maucher, keponakan dari Franziska Schanzkowska. DNA itu cocok. Ini akhirnya membuktikan teori bahwa Anna Anderson adalah seorang pekerja pabrik Polandia-Jerman dari Pomerania yang menghilang tahun 1920. Salah satu misteri besar abad ke-20 telah terpecahkan sebagian.