Nationalgeographic.co.id—Sejak dikuasai oleh Kekaisaran Romawi Kuno, kawasan Afrika Utara dikristenisasi. Kebanyakan penduduk di Afrika telah memeluk ajaran agama Kristen.
Memasuki abad ke-11, pengaruh Islam mulai berkembang di kawasan tersebut. Tidaklah lain, adalah Dinasti Almoravid, pejuang muslim dari Berber yang melakukan invasi ke sejumlah kawasan Afrika Utara.
"Dinasti Almoravid merupakan kekuatan Islam yang baru muncul di Afrika Utara, secara etnis mereka digolongkan sebagai etnis Berber daripada Arab," tulis Department of Islamic Art kepada The Met Museum.
Department of Islamic Art menulis tentang jejak Almoravid dalam artikel berjudul "The Art of the Almoravid and Almohad Periods (ca. 1062–1269)". Artikelnya dipublikasi pada bulan Oktober 2021.
"Invasi Almoravid ditandai dengan penaklukan Maroko dan mendirikan Marrakesh sebagai ibu kotanya pada tahun 1062 menggantikan pengaruh Kristen Romawi," imbuhnya.
Baca Juga: Madrasah Al-Mustansiriya, Mengajarkan Islam dan Sains Sejak 1227
Dipimpin oleh Yusuf ibn Tashfin, Almoravid masuk ke Andalusia (Spanyol Islam) setelah jatuhnya Toledo pada 1085, sebagai tanggapan atas permintaan bantuan para pemimpin Ta'ifa dalam memukul mundur tentara Kristen di Spanyol bagian utara.
"Mereka mengambil alih kendali Andalusia pada tahun 1090, sambil mempertahankan pusat pemerintahan utama mereka di Marrakesh," jelasnya.
Dengan cara ini, Almoravid datang untuk menguasai bagian-bagian Sahara, Maroko, Aljazair, dan Spanyol dan mengendalikan pelabuhan-pelabuhan penting serta perdagangan trans-Sahara.
Dinasti Almoravid sejak abad ke- 11 dan ke-12 M memang merupakan dinasti Berber yang dikenal karena semangat keagamaan mereka, karena prinsip mereka yang sangat fundamentalis dan militeristik.
Dengan demikian, prestasi utama mereka adalah hasil dari semangat keagamaan yang disalurkan ke penaklukan, meskipun mereka mengakui dan membayar upeti kepada Khalifah Abbasiyah.