Penemuan Jalanan Dari Batang Kayu Berusia 700 Tahun di Kota Berlin

By Maria Gabrielle, Jumat, 25 Februari 2022 | 11:00 WIB
Jalanan yang terbuat dari batang kayu ini dibuat pada Abad Pertengahan dan memiliki fungsi yang menguntungkan bagi pejalan kaki. (Landesdenkmalamt Berlin)

Telah dilakukan penggalian pada bulan Januari 2022 di alun-alun tertua Kota Berlin, Molkenmart oleh arkeolog dari Landesdenkmalamt Berlin (LDA). Dari penggalian ini ditemukan jalanan yang terbuat dari papan kayu dibuat pada abad pertengahan.

Dilansir dari Ancient Origins, temuan ini membawa kita kembali ke abad pertengahan berdirinya Kota Berlin pada tahun 1237. Sampel awal kayu yang diambil telah diuji menggunakan analisis lingkar pohon (tree ring analysis) seperti yang dilaporkan oleh Archaeology News Network.

Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa pohon-pohon ditebang sekitar tahun 1238. Struktur seperti tanggul ini terbuat dari batang kayu beberapa jenis pohon, seperti ek, pinus dan birch, pohon yang banyak ditemukan di dekat dan sekitar pinggiran ibu kota Jerman. Penemuan ini didapat secara tidak terduga selama peletakkan saluran untuk listrik dan gas, bagian dari proyek rekonstruksi jalan di sekitar Molkenmart.

Kayu-kayu tersebut berhasil bertahan dalam kondisi pelestarian yang baik selama 700 tahun terakhir. Semua berkat efisiensi lapisan gambut yang tebal, menciptakan struktur kedap udara.

Papan kayu ini berfungsi sebagai jalanan yang aman membentang dari Mühlendamm, jalan utama di pusat kota Berlin menuju Stralauer Tor. Papan kayu membantu para pejalan kaki melewati tanah lembek dan basah di dekat sungai. Sehingga memungkinkan untuk melakukan perjalanan melintasi pusat Berlin tanpa takut terjebak di tanah yang becek.

Struktur ini memiliki lebar enam meter dan membentang setidaknya 50 meter dengan papan diletakkan dalam tiga lapisan. Lapisan atas terdiri dari batang-batang tanpa kulit kayu pohon untuk mencegah pembusukan.

Jalanan yang terbuat dari batang kayu berbagai jenis pohon di Berlin. (Morgen Post)

Menurut siaran pers dari Kantor Monumen Negara Bagian Berlin, cacat pada lapisan atas ditutupi dengan batu-batu kecil dan pasir yang juga digunakan untuk menghaluskan bagian tepi. Sedangkan dua lapisan yang berada di bawahnya tidak terlihat karena ditutupi oleh pasir.

Menurut Senator Jerman untuk Kebudayaan dan Eropa, Klaus Lederer temuan ini disebut sebagai hasil yang nyata. Bahkan Morgen Times melaporkan kurator Chrisoph Rauhut menggambarkannya sebagai penemuan yang sangat signifikan.

Temuan serupa lainnya dari Abad Pertengahan umumnya dalam kondisi yang sangat baik. Dari periode waktu yang kerap disebut sebagai Abad Kegelapan oleh para sejarawan ini, terdapat beberapa hal baik terutama dalam pembangunan jalan.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Jalan Raya Spektakuler yang Hilang di Arab Kuno

Baca Juga: Memetakan Jalan Romawi yang Menjadi Pepatah 'Banyak Jalan Menuju Roma'

Baca Juga: Kerangka Prajurit Samartia Kuno Ditemukan di Proyek Pembangunan Jalan

Tingkat pelestarian pada temuan ini sangat baik. National Geographic melaporkan, temuan pertama jenis ini didapati di Jüterbog di timur laut Jerman, tahun 2017 lalu. Kemudian di tahun 2021 sebuah trotoar selebar enam meter dari 1.000 tahun lalu ditemukan di kota Dortmund.

Menurut Matthias Wemhoff, arkeolog negara bagian Berlin, salah satu kunci yang dapat diambil dari temuan ini adalah kota tersebut menunjukkan sikap dinamis terhadap ekspansi dan membangun infrastruktur yang baik, yang didukung oleh kualitas temuan. Beliau juga menjelaskan bahwa sebagian besar bangunan di Berlin dibangun di atas pulau pasir.

“Saya tidak menyangka bahwa kami akan memiliki kayu yang terawetkan dengan baik di Berlin dan benar-benar menemukan bahan organik. Hampir tidak ada yang bertahan, tapi berbeda di sini,” pungkas Matthias Wemhoff.

Lebih lanjut, Kantor Monumen Negara Bagian Berlin kini berencana untuk memamerkan temuan ini dengan tur gratis di lokasi penggalian setiap hari Jumat. Jika tur ini sukses, mereka berharap akan meningkatkan jadwal tur gratis ini di masa yang akan datang tanpa mengesampingkan protokol kesehatan di tengah pandemi.