Lenin Runtuhkan Tsar: Revolusi Rusia dan Lahirnya Komunis Dunia

By Galih Pranata, Jumat, 4 Maret 2022 | 07:00 WIB
Vladimir Lenin memimpin pemberontakan dalam Revolusi November 1917 yang membawa Rusia ke dalam fase baru. (Heritage Images/Getty Images)

   

Mereka berupaya menyuarakan keresahan kepada Tsar Nicholas II yang menyebabkan kekacauan dan kelangkaan. "Roti diinginkan oleh semua orang, karena perang telah mengganggu transportasi dan menyebabkan kekurangan makanan di kota-kota," sebutnya.

Sejumlah kekacauan dan kehancuran telah mewarnai pusat kota, mematikan aktivitas di Rusia. Dalam waktu singkat, tsar, Nicholas II, turun tahta, mengakhiri 300 tahun kekuasaan Dinasti Romanov di Rusia.

Kelengseran Tsar Nicholas II yang mengakhiri sistem pemerintahan dinasti, telah membuka jalan bagi lahir dan berkembangnya negara berhaluan Komunis, Uni Soviet.

Pimpinan Bolshevik yang dianggap jadi pionir runtuhnya kekaisaran tsar di Rusia, diangkat sebagai pemimpin tertinggi di Rusia kala itu, Vladimir Lenin.

DIdukung negara, Teror Merah menjadi dasar untuk pembersihan politik dan eksekusi massal di Rusia. (Scherbakowa/Wikipedia)

Sejatinya, Lenin adalah pengagum berat dari karya-karya Karl Marx yang kemudian melandasinya dalam suatu Manifesto Komunis. Materialisme Historis karya Marx menjadi caranya memandang Rusia.

"Materialisme Historis merupakan sebuah gagasan yang berpendapat bahwa masyarakat dan struktur politiknya dibentuk oleh realitas ekonomi saat itu. Berangkat dari sini, Lenin akhirnya membawa Rusia ke dalam bentuk barunya, Uni Soviet," tulis Price.

Matthew Price menulis kepada The National News dalam artikelnya yang berjudul From the tsar to Lenin, revisiting the Russian Revolution in new reads. Artikelnya dipublikasikan pada 22 Maret 2017.

Setelah mendirikan Soviet, Lenin juga telah merumuskan sejumlah pergerakan yang ia sebut sebagai Manifesto Komunis. Melalui Komintern (Komunis Internasional), ia mulai menyebarkan ideologinya tersebut.

Meski Komunis lekat dengan Lenin yang terilhami pemikiran Marx, sejatinya ia adalah orang yang tidak sabar dalam merumuskan pemikirannya.

Lenin mengarahkan usahanya untuk merebut kekuasaan dan membangun kediktatoran kaum buruh di bawah naungan komunisme. "Pada akhirnya, tahapan terakhir dari Marxisme—kebebasan untuk semua—tidak pernah terwujud," pungkasnya.