Ternyata di Usus Terdapat Senyawa yang Bisa Menghidupkan Virus Kembali

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 6 Maret 2022 | 08:00 WIB
Dalam usus kita ada banyak bakteri yang hidup untuk membantu pencernaan kita. Penelitian terbaru menemukan ada senyawa yang memicu bakteri membuat virus hidup kembali. (Max Pixel)

Tim peneliti memandang, kemampuan colibactin ini disebut sebagai "materi gelap kimiawi" yang diibaratkan partikel materi gelap yang tidak terlihat di luar angkasa. Cara mempelajarinya membutuhkan cara yang kreatif lewat eksplorasi kimia mikroba usus, terang Balskus, yang merupakan pendekatan tidak langsung untuk memeriksa molekul yang rumit ini.

Balskus dan rekan-rekan berhipotesis bahwa ada faktor lain yang membuat colibactin memengaruhi mikroba lain. Faktor itu adalah pihak ketiga yang merupakan virus yang menginfeksi bakteri. Mereka mencoba untuk menumbuhkan penghasil colibactin bersama bakteri pembawa virus yang tidak aktif. Hasilnya, ternyata jumlah partikel virus melonjak dan pertumbuhan berbagai bakteri yang menyimpan virus malah menurun.

Baca Juga: Para Ilmuwan AS Menemukan Cara Virus Memicu Penyakit Autoimun

Baca Juga: Gejalanya Sama dengan COVID-19, Apakah Flu Rusia dari Virus yang Sama?

Para peneliti menyimpulkan bahwa colibactin memicu lonjakan infeksi aktif yang membunuh sel. Karena molekul ini ketika memasuki bakteri dapat merusak DNA, akibatnya menjadi "alarm seluler yang membangunkan virus".

"Kami selalu curiga bahwa bakteri membuat racun ini untuk menargetkan bakteri lain dalam beberapa cara," kata Balskus. "Tidak masuk akal dari perspektif evolusi bahwa mereka mendapatkannya untuk menargetkan sel manusia."

Dia menerangkan, ternyata ada banyak mikroba dalam usus kita yang memiliki perlindungan diri dari colibactin, berdasarkan identifikasi di laboratorium.

Di sisi lain, walau colibactin berbahaya tetapi bisa jadi punya fungsi lebih dari sekadar senjata mematikan, seperti memanfaatkan perubahan genetik dari kerusakan DNA dan virus yang berpotensi untuk bakteri penghasil colibactin.

Sementara kanker usus, Balskus dan timnya berpendapat bahwa itu adalah kerusakan tambahan yang disebabkan oleh semua yang dilakukan bakteri colibactin. 

"Kunci untuk mencegah kanker mungkin dengan memahami efek colibactin pada komunitas mikroba dan bagaimana produksinya dikendalikan," lanjutnya mengenai rencana penelitian berikutnya untuk mengetahui bagaimana senyawa ini dapat mengubah kelompok mikroba di dalam usus.