Baca Juga: Kejadian Kosmik Baru, Lubang Hitam yang Menelan Bintang Neutron
"Jenis simulasi ini sangat menantang," jelas Miguel Bezares, penulis pertama makalah ini, "karena sifat masalah yang sangat non-linear. Ini membutuhkan upaya komputasi yang besar hingga berbulan-bulan dijalankan di supercomputer, yang dimungkinkan juga oleh perjanjian antara konsorsium SISSA dan CINECA serta formulasi matematika baru yang kami kembangkan. Ini mewakili hambatan utama selama bertahun-tahun hingga simulasi pertama kami." tuturnya.
Berkat simulasi ini, para peneliti akhirnya dapat membandingkan relativitas umum dan gravitasi yang dimodifikasi.
“Anehnya, kami menemukan bahwa hipotesis 'gravitasi gelap' sama baiknya dengan relativitas umum dalam menjelaskan data yang diperoleh oleh interferometer LIGO dan Virgo selama tabrakan bintang neutron biner di masa lalu. Memang, perbedaan antara kedua teori dalam sistem ini cukup halus, tetapi mereka mungkin dapat dideteksi oleh interferometer gravitasi generasi berikutnya, seperti teleskop Einstein di Eropa dan Cosmic Explorer di AS. Ini membuka kemungkinan menarik untuk menggunakan gelombang gravitasi agar dapat membedakan antara energi gelap dan 'gravitasi gelap'," simpul Barausse.