Boudicca, Wanita yang Memimpin Celtic Membantai Ribuan Penduduk Romawi

By Galih Pranata, Selasa, 8 Maret 2022 | 11:00 WIB
Boudicca, Ratu suku Iceni Inggris, suku Celtic yang memimpin pemberontakan melawan pasukan pendudukan Kekaisaran Romawi. (Culture Club/Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Pada tahun 43 M, Bangsa Romawi menaklukkan Inggris di bawah pimpinan Kaisar Claudius. Membawa nasib bangsa Celtic secara perlahan-lahan ditaklukkan dan diromanisasi.

Namun, bukan Celtic namanya jika mereka tidak pernah melakukan sejumlah perlawanan yang menyulitkan pasukan Romawi.

Kala itu, Ratu Celtic legendaris yang bernama Boudicca, menjadi sosok paling fenomenal dalam catatan sejarah dunia. Ia memimpin sukunya dalam pemberontakan berdarah melawan Romawi.

"Pada tahun 61 M, secara spektakuler, pasukannya menghancurkan benteng Romawi Londinium dan membantai penduduk Romawi di sana, menurut sumber Romawi," tulis Dave Roos kepada History.

Dave Roos menulis tentang Ratu Boudicca dari Celtic dalam sebuah artikel yang berjudul 8 Facts About the Celts, yang dipublikasikan pada 17 Maret 2021.

"Ia merupakan Ratu Celtic dari suku Iceni yang memimpin pemberontakan melawan pendudukan Romawi di tempat yang sekarang disebut East Anglia, Inggris," tambahnya.

Boudicca begitu karismatik sehingga sumber-sumber kuno mencatat suku-suku bergabung dengan pemberontakannya yang biasanya tidak mendukung tujuan yang dipimpin Iceni.

Boudicca adalah istri pemimpin dari suku Iceni, bernama Prasutagus yang memerintah wilayahnya sebagai sekutu independen dari Kekaisaran Romawi.

Setelah kematian suaminya, bagaimanapun, tanah Iceni direbut oleh Roma, Boudicca dicambuk dan putrinya diperkosa oleh orang Romawi karena berani menganggap mereka memiliki hak yang harus diakui oleh Roma.

"Selepas kejadian itu, Boudicca menjadi geram dan dengan cepat mengumpulkan sukunya untuk menyerang kota Camulodunum (sekarang menjadi Colchester) di mana dia membantai penduduk dan membakar kota," ungkap Roos.

Lukisan minyak Boudicca. (PD-Art/Wikimedia Commons)

"Gubernur Romawi, Gaius Suetonius Paulinus, yang sibuk berkampanye di pulau Mona, Anglesey, bergegas kembali untuk memadamkan pemberontakan Boudicca yang merajalela," tulis Mark kepada World History.