Cara Kita Mengingat: Ada Dua Jenis Sel di Otak yang Membentuk Ingatan

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 10 Maret 2022 | 09:00 WIB
Ada banyak neuron di otak yang dapat membantu menyimpan ingatan. Penelitian terbaru memperkirakan ada dua jenis sel pembentuk ingatan muncul. (Shutterstock)

Nationalgeographic.co.id—Otak kita menyimpan ingatan atau kenangan yang diterima dari visual, suara yang kompleks termasuk bahasa, dan rasa. Sebuah studi di jurnal Nature Geoscience mengungkapkan ingatan kita terbentuk oleh dua jenis sel otak, yang sebelumnya belum pernah diungkap.

Penelitian berjudul Neurons detect cognitive boundaries to structure episodic memories in humans ini dipublikasikan Senin (07/03/2022) yang timnya dipimpin oleh Ueli Rutishauser dari Cedars-Sinai Medical Center, AS.

Kedua jenis sel ini, menurut para peneliti, membagi pengalaman manusia jangka panjang yang menjadi segmen-segmen berbeda yang dapat diingat kemudian. Ingatan seperti ini menurut ahli saraf Lisa Genova yang tidak terlibat dalam penelitian sebagai memori episodik, sebagaimana yang dilaporkan National Geographic Indonesia sebelumnya.

Dalam penemuan mereka, salah satu jenis sel ini berfungsi untuk kita mengingat rangkaian peristiwa dan yang lainnya untuk mengingat isi peristiwa.

Penelitian ini melibatkan 19 pasien dengan epilepsi yang resisten terhadap obat. Analisis terhadap mereka bagi para peneliti membantu untuk mencari tahu kinerja neuron otak untuk mengingat peristiwa-peristiwa yang berbeda dari masa lalu. 

Rutishauser dan tim memasukan elektroda pada para pasien lewat pembedahan otak. Tujuannya supaya para peneliti menemukan fokus bagaimana epilepsi menyerang para pasien, sehingga memungkinkan untuk merekam aktivitas neuronnya dalam menampilkan cuplikan kenangannya.

Baca Juga: Cacat Komunikasi antara Area Otak Terkait dengan Gangguan Psikotik

Baca Juga: Tak Hanya Menjadi Mood Booster, Cokelat Juga Meningkatkan Daya Ingat

Di sini, para peneliti memberi petunjuk visual yang harus diingat para pasien sebagai batas 'keras' dan 'lunak' para pasien. "Contoh batas lunak adalah adegan dua orang berjalan di lorong dan berbicara, dan di adegan berikutnya, orang ketiga bergabung dengan mereka, tetapi itu masih merupakan dari keseluruhan cerita yang sama," ujar Rutishauser di Eurekalert.

Sedangkan kasus batas yang 'keras', para peneliti menunjukkan adegan yang melibatkan sekelompok orang yang sama sekali berbeda mengendarai mobil.

"Perbedaan antara batas keras dan lunak terletak pada ukuran penyimpangan dari narasi yang berlangsung," lanjutnya. "Apakah ini cerita yang sama sekali berbeda, atau seperti adegan baru dari cerita yang sama?"

Dengan peserta studi menonton adegan-adegan itu, aktivitas beberapa neuron di otak dicatat oleh para peneliti. Aktivitas neuron yang pertama kali dicatat ini dilabeli sebagai 'sel batas', yang aktivitasnya meningkat setelah batas keras dan lunak ditampilkan. Neuron lainnya dilabeli 'sel peristiwa' yang hanya aktif pada ingatan dari batas keras.