Hujan Menjadi Salah Satu Alasan Mengapa Pemimpin Romawi Dibunuh

By Sysilia Tanhati, Rabu, 16 Maret 2022 | 07:00 WIB
Ketika curah hujan rendah, tentara Romawi — yang bergantung pada hujan untuk menyirami tanaman yang ditanam oleh petani lokal — akan kelaparan. (Lionel Royel/Musée Crozatier)

Nationalgeographic.co.id—Romawi kuno adalah tempat yang berbahaya untuk menjadi seorang kaisar dan pemimpinnya. Selama lebih dari 500 tahun, sekitar 20% dari 82 kaisar Roma dibunuh saat berkuasa. Apa penyebab kejatuhan para pemimpin Romawi ini?

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Direct, hujan bisa menjadi salah satu penyebabnya.

Alasannya cukup unik. Ketika curah hujan rendah, tentara Romawi—yang bergantung pada hujan untuk menyirami tanaman yang ditanam oleh petani lokal—akan kelaparan.

"Pada akhirnya, itu akan mendorong mereka kepada potensi pemberontakan," kata peneliti studi Cornelius Christian.

"Dan pemberontakan itu akan meruntuhkan dukungan bagi kaisar dan membuatnya lebih rentan terhadap pembunuhan," tutur Christian.

Christian membuat penemuan dengan menggunakan data iklim kuno dari studi 2011 di jurnal Science. Dalam studi itu, para peneliti menganalisis ribuan cincin pohon yang membatu dari Prancis dan Jerman. Mereka kemudian menghitung berapa banyak hujan yang turun di sana  setiap musim semi selama 2.500 tahun terakhir. Daerah ini pernah menjadi perbatasan Romawi, tempat pasukan militer ditempatkan.

Kemudian, Christian menarik data tentang pemberontakan militer dan pembunuhan kaisar di Romawi kuno. "Ini benar-benar hanya masalah menyatukan potongan-potongan informasi yang berbeda ini," kata Christian. Ia memasukkan angka-angka itu ke dalam formula dan menemukan bahwa curah hujan yang lebih rendah berarti ada lebih banyak kemungkinan pembunuhan yang terjadi. Pasalnya karena curah hujan yang lebih rendah berarti lebih sedikit makanan."

Ambil contoh, Kaisar Vitellius. Ia dibunuh pada tahun 69 M, tahun dengan curah hujan rendah di perbatasan Romawi, tempat pasukan ditempatkan.

"Vitellius adalah seorang kaisar yang diakui oleh pasukannya," kata Christian. "Sayangnya, curah hujan rendah melanda tahun itu, dan dia benar-benar terperangah. Pasukannya memberontak dan akhirnya dia dibunuh di Roma."

Tapi, seperti yang sering terjadi, banyak faktor yang bisa menyebabkan pembunuhan. Misalnya, Kaisar Commodus dibunuh pada tahun 192 M karena menggunakan hukum dengan semena-mena.

Tidak ada kekeringan yang mengarah pada pembunuhan Commodus, "tetapi biasanya ada kekeringan sebelum pembunuhan kaisar," kata Christian. Mereka tidak mencoba mengeklaim bahwa curah hujan adalah satu-satunya penjelasan untuk semua pembunuhan kaisar dan pemimpin Romawi. Menurutnya, ini hanya salah satu dari banyak variabel potensial yang dapat menyebabkan hal ini terjadi.