Tidak Ada yang Percaya Saat Pelaut Mesir Kuno Ungkap Bumi Tidak Datar

By Sysilia Tanhati, Rabu, 16 Maret 2022 | 14:00 WIB
Pemikir Romawi seperti Ptolemy bersikeras bahwa secara fisik mustahil untuk mengelilingi Afrika. Afrika, seperti yang dipercaya oleh Ptolemy, adalah daratan tak berujung yang pergi ke tepi bumi, tanpa pantai di ujung selatannya. (Remih/Wikipedia)

Nationalgeographic.co.id—Kapal pertama yang berlayar mengelilingi Afrika berangkat dari Mesir sekitar tahun 600 SM. Satu-satunya tujuan mereka adalah menemukan jalan lain ke selat Gibraltar. Tetapi dengan mengamati langit di atas, mereka menemukan sesuatu yang tidak pernah mereka duga. Ini menjadi petunjuk pertama bahwa bumi tidak datar, tetapi bulat.

Ketika mencapai ujung selatan Afrika dan mulai berlayar ke barat, mereka memperhatikan bahwa posisi matahari telah berubah di langit. Matahari naik dan turun di utara, bukan di selatan.

Itu adalah detail kecil. “Namun bagi peradaban yang percaya bahwa bumi itu datar, ini menjadi pertentangan,” ungkap Mark Oliver dilansir dari Ancient Origins. Bagi sebagian orang, ini merupakan penemuan yang radikal sehingga tidak sedikit yang menolak untuk percaya.

Perjalanan Firaun Necho II mengelilingi Afrika

Firaun Necho II memerintahkan ekspedisi mengelilingi Afrika. Dia memerintah Mesir antara 610 dan 595 SM, selama waktu yang sangat berbahaya. Di timur, Raja Babilonia Nebukadnezar II mengobarkan perang. Setiap orang Mesir sadar bahwa perang tersebut akan menghampiri negeri mereka. Mereka ditakdirkan kalah dalam pertempuran itu.

Ekspedisi Necho II dilakukan untuk menjaga agar rakyatnya aman dari ancaman Babilonia. Beragam cara ditempuhnya. Ia mencoba menggali kanal besar dari Sungai Nil ke Laut Merah, berharap bisa menggunakannya untuk menahan Nebukadnezar. Seorang pendeta meyakinkannya bahwa proyek ambisius ini hanya akan memudahkan orang Babilonia untuk menyerang.

Tidak ada catatan yang menjelaskan secara pasti mengapa Necho II memutuskan untuk mengirim kapal berlayar mengelilingi Afrika. Ini dilakukan setelah Necho II menyerah dengan proyek kanalnya. Kemungkinan besar, dia ingin menemukan cara untuk mengirim kapal perang yang bisa menyerang pelarian Babilonia.

Sayangnya, catatan mengenai ekspedisi Necho II tidak banyak. Satu-satunya catatan tentang perjalanan ini ditulis oleh Herodotus. Penulis Yunani ini hidup lebih dari 100 tahun setelah pelayaran itu. Namun, sejarawan memiliki beberapa teori tentang pelayaran tersebut.

“Selama tahun pertama, mereka berlayar menyusuri Laut Merah dan menyeberang melalui Punt,” ungkap Oliver. Punt adalah sebuah kerajaan yang berdagang dengan Mesir secara teratur. Setelah melewati Punt, para pelaut itu berlayar menuju bagian dunia yang belum dipetakan.

Oliver mengungkapkan bahwa di sini mereka mungkin telah melihat paus untuk pertama kalinya dalam hidup. Pelaut Mesir Kuno itu akan mendarat di hutan Afrika dan menabur tanaman. Dan di sinilah, kita tahu pasti, bahwa mereka melihat matahari terbit di bagian langit yang salah.

Langit di belahan bumi selatan

Herodotus menulis: “Orang-orang ini membuat pernyataan yang saya sendiri tidak percaya. Ketika berlayar di jalur barat di sekitar ujung selatan Libya, mereka memiliki matahari di sebelah kanan-ke utara dari mereka.”