Urine dan 'Ragi' Menjadi Terobosan Baru Untuk Perjalanan Luar Angkasa

By Maria Gabrielle, Senin, 21 Maret 2022 | 09:00 WIB
Potret Stasiun Luar Angkasa Internasional. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Ketika melakukan perjalanan ke luar angkasa, para astronaut diperhadapkan dengan beragam tantangan. Mulai dari mengurangi konsumsi makanan, menggunakan kembali material yang ada hingga mendaur ulang limbah.

Gerakan 3R (reduce, reuse, recycle) menjadi wajib dilakukan untuk bertahan hidup. Apalagi mengingat terbatasnya tempat dan sumber daya yang ada di kapal luar angkasa.

Dilansir dari howstuffworks, diketahui para astronaut di Stasiun Luar Angkasa atau International Space Station (ISS) menggunakan teknologi filtrasi canggih untuk mendaur ulang urine. Meski teknologi ini terbukti berhasil, jumlah air yang dihasilkan masih terbilang sedikit.

Berdasarkan penelitian yang dipresentasikan pada National Meeting & Exposition of the American Chemical Society atau ACS ke 254. Urine manusia mempunyai manfaat lebih daripada sekedar didaur ulang.

"Jika astronaut akan melakukan perjalanan luar angkasa selama beberapa tahun, kita perlu menemukan cara untuk menggunakan kembali dan mendaur ulang semua yang mereka bawa. Ekonomi atom akan menjadi sangat penting," kata Mark A. Blenner, seorang asisten profesor teknik kimia dan biomolekuler di Universitas Clemson.

Sebagai informasi, ekonomi atom adalah rancangan untuk mengatasi keterbatasan konsep tradisional dari hasil dan jumlah produk akhir, yang digunakan untuk menghitung efisiensi reaksi kimia.

Mark A. Blenner melakukan penelitian yang terfokus pada potensi pengunaan mikroorganisme dalam hal ini. Pemanfaatan mikroorganisme bertujuan untuk mengubah substansi kimia pada urine serta karbon dioksida dari nafas yang dihembuskan menjadi bahan mentah, seperti plastik.

Dengan kata lain, bahan kimia terkandung pada urine tidak akan dibuang percuma sebagai limbah beracun dalam sistem pemurnian seperti yang ada di ISS. Zat kimia yang terkandung dalam urine bisa menjadi sumber daya untuk membuat suplemen dan alat yang penting bagi kelangsungan hidup manusia di luar angkasa.

    

Baca Juga: Sampah Luar Angkasa Bisa Merusak Satelit dan Membunuh Astronaut

Baca Juga: Studi Baru: Perjalanan ke Luar Angkasa Sebabkan Space Anemia

Baca Juga: Astronaut NASA di Luar Angkasa Memotret Gunung Kembar Indonesia