Kultus Isis, sang Dewi Kesuburan yang Dipercaya Masyarakat Romawi

By Galih Pranata, Minggu, 20 Maret 2022 | 14:00 WIB
Dewi Isis. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Salah satu inkarnasi dari Bunda Agung; kemudian diidentifikasi dengan Demeter Yunani, ialah Isis, dewi kesuburan Mesir sebagai pelindung keluarga.

"Kuil yang didedikasikan untuk sang dewi diberi dua nama berbeda: Serapeon (dari nama pasangannya—Serapis) atau Isidejon (dari namanya sendiri)," tulis Imperium Romanum dalam artikelnya berjudul "Isis".

Dari Mesir, kultus dewi menyebar ke semua koloni Yunani kuno ke seluruh Mediterania, terutama di kota-kota pesisir, di mana Isis dihormati sebagai pelindung pelaut dan pedagang, dengan julukan Pelagia, yang berarti Laut.

"Di Yunani, di Korintus, dia menjadi sangat populer sehingga dia menggantikan dewa utama kota itu," imbuhnya.

Pada abad ke-2 SM, kultus Isis mencapai Sisilia dan Italia. Seperti halnya di Campania, di Puteoli, yang saat itu merupakan kota pelabuhan terpenting, Kuil Serapejon dibangun, dan di Herculaneum dan Pompeii, dibangun Kuil Isidium. Dari sini, kultus dewi mencapai kepercayaan bagi masyarakat Romawi Kuno.

Kaisar Romawi, Caligula membangun sebuah kuil untuk Isis di Field of Mars, yang dikenal di sana sebagai Field Isis (Isis Campensis). Di Italia utara, pusat ibadah utama adalah Aquileia.

Perkembangan terbesar kultus Isis terjadi selama pembentukan agama Kristen. Pengikutnya juga penguasa: Commodus dan Domitianus.

Festival utama Isis di Roma disebut the autumn Isia, yang diadakan antara 28 Oktober dan 4 November selama musim gugur. Festival tersebut berisikan tentang mitos Isis dan Osiris.

Perguruan suci terdiri dari pendeta seumur hidup yang mengenakan jubah putih cemerlang. Mereka dipimpin oleh seorang imam besar, seorang nabi.

Pengikut Dewi Isis, baik pria maupun wanita, tergabung dalam berbagai ritual persaudaraan. Selama prosesi keagamaan, anggota persaudaraan pastofor mengenakan kapel dengan patung dewi dan simbol kultusnya.

 Baca Juga: Agama Apa yang Dianut Zaman Romawi Kuno? Begini Penjelasannya

 Baca Juga: Ares, Dewa Perang nan Brutal yang Dibenci para Dewa tapi Dipuja Wanita

 Baca Juga: Kisah Dewa Narcissus, Jatuh Cinta Bayangan Sendiri Hingga Mati Tragis

Persaudaraan melanefors (perguruan tinggi hitam) mengenakan jubah hitam. Juga, patung sapi emas, sebagai gambaran dewi Isis, dihiasi dengan jubah hitam, sebagai simbol penderitaan dewi.

"Ada juga sebuah perguruan tinggi hipostoles dan apa yang disebut pausarii yang menjaga altar yang dipajang untuk singgasana sang dewi," ungkapnya.

Isis (kanan) menyambut pahlawan Yunani, Io. (Creative Commons/Imperium Romanum)

Selain ibadah umum, pada akhir periode Hellenic, kisah mitologis ditulis untuk menghormati Isis. Kultus tersebut dicadangkan untuk inisiasi, esoteris, berdasarkan kepercayaan pada kebangkitan setelah kematian (seperti Osiris dibangkitkan berkat Isis).

Dalam kisah itu, Isis sering digambarkan duduk dengan bayi laki-lakinya, Horus di pangkuannya atau di dadanya, dan sebagai seorang wanita dengan cakram matahari di antara tanduk sapi dan tongkat kerajaan atau tanda jangkar di tangannya.

Sebagai Isis, Pelagia digambarkan dengan layar di tangannya. Sebuah mawar didedikasikan untuk sang dewi, dan mahkota mawar yang disebut mawar Abyssinian suci yang merupakan bagian dari perlengkapan orang mati.

Beberapa kuil juga didedikasikan untuknya di Alexandria, di mana ia menjadi pelindung para pelaut.

Gambar Isis menyusui bayi Horus juga mungkin telah memengaruhi seniman Kristen awal yang menggambarkan Perawan Maria dengan bayi Yesus.